PENCEMARAN
Apabila kita melihat makalah perbincangan ini, hanya merupakan
satu makalah yang meluas dan banyak aspek boleh dibincangkan. Tetapi jika kita
renung dan teliti dengan sedalam-dalamnya maka kita dapati satu perkara yang
perlu diambil kira adalah pada perkataan 'memerlukan penelitian bersama' .
Berdasarkan kepada isu yang hendak dibincangkan 'memerlukan
penelitian bersama' membawa maksud bahawa, isu pencemaran yang merupakan isu
global ini perlu dibincangkan, difikirkan dan ditangani bersama-sama di peringkat
antarabangsa . Ini adalah karena masalah pencemaran yang berlaku di seluruh
dunia ini pernah, sedang, dan akan dialami oleh semua negara. Jadi
langkah-langkah bijak perlu dirancangkan bagi mengatasi masalah ini .
Bagaimanakah cara kita hendak menyelesaikan masalah di atas
? Cara kita menjawab atau menyelesaikannya adalah bergantung kepada persepsi
kita sendiri terhadap alam sekitar. Ia juga mendedahkan cara hidup kita; adakah
cara hidup kita dapat membantu memelihara alam sekitar atau sebaliknya ?
Jika kita meniliti punca-punca masalah alam sekitar, kita
mendapati bahawa kebanyakannya disebabkan oleh permintaan manusia terhadap
hasil keluaran industri . Ini membawa kepada masalah tekanan terhadap keupayaan
bumi membekalkan ruang dan sumber untuk permintaan ini.
Tekanan terhadap alam sekitar terdiri daripada dua bentuk,
yaitu:
Ø Tekanan daripada
permintaan terhadap sumber asli seperti api, air dan tanah.
Ø Sisa industri yang
mencemarkan udara dan lingkungannya.
Hal ini menyebabkan terjadiya pencemaran serius secara
global seperti efek rumah kaca, masalah
kerusakan ozon, dan hujan asam.
Bila kita fikirkan mengenai pencemaran secara global ini,
rasanya terlalu sukar untuk seseorang individu itu memperbaiki keadaan. Kita
mungkin tertanya-tanya, apakah tindakan seorang individu itu berupaya untuk
memberikan apa-apa kesan ? Namun begitu, kita harus sedar bahawa pencemaran
yang serius beginilah sebenarnya akibat dari tindakan individu juga. Oleh
karena itu, tindakan individu jugalah yang dapat membantu menyelamatkan bumi
kita ini.
A. DEFENISI PENCEMARAN
Pencemaran adalah masuknya segala sesuatu ke dalam
lingkungan yang dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas kualitas
lingkungan baik oleh bahan pencemar padat, cair,maupun gas. Bahan pencemar umumnya
berasal dari dua macam sumber yaitu sumber alami dan sumber antropogenik.
Sumber alami adalah sumber pencemar yang berasal dari aktifitas alam seperti
gunung merapi, erosi, angin dan lain-lain. sedangkan sumber antropogenik adalah
sumber yang berasal dari aktifitas manusia. sumber ini yang biasanya
menimbulkan dampak pencem,aran yang sangat besar terhadap lingkungan.
Pada saat ini, pencemaran terhadap
lingkungan berlangsung di mana-mana dengan laju yang sangat cepat. Sekarang ini
beban pencemaran dalam lingkungan sudah semakin berat dengan masuknya limbah industri dari berbagai bahan kimia termasuk logam berat.
Takrifan pencemaran yang lebih
bermaklumat adalah menurut Akta Kualiti
Alam Sekitar 1974 yang menyatakan bahwa pencemaran
adalah sebarang perubahan sama ada secara langsung atau tidak langsung kepada
sifat-sifat fizik, kimia, biologi atau aras sinaran mana-mana bahagian alam
sekeliling dengan melepaskan, mengeluarkan atau meletakkan buangan hingga
menjejaskan keguanaan-kegunaan berfaedah, yang menimbulkan sesuatu keadaan
berbahaya atau mungkin berbahaya kepada kesihatan, keselamatan atau kebajikan
awam atau organisma-organisma lain, tumbuhan dan hewan.
Menurut
Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup No. 4 tahun 1982, pencemaran
lingkungan atau polusi adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas
lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
B. MACAM-MACAM PENCEMARAN
Terdapat
berbagai cara pencemaran ini bisa terjadi. Menurut factor penyebabnya pencemaran terbagi atas dua, yaitu :
1. Pencemaran yang
disebabkan oleh faktor Semula jadi (Alami)
Pencemaran yang
disebabkan oleh faktor semulajadi adalah pencemaran yang berlaku dengan
sendirinya setelah terjadinya bencana alam seperti letusan gunung berapi, angin
topan, gempa bumi dan sebagainya.
2. Pencemaran yang disebabkan
oleh faktor Manusia
Pencemaran yang
disebabkan oleh faktor manusia adalah pencemaran yang dilakukan oleh manusia secara
sengaja maupun tidak disengaja.
Berdasarkan
lingkungan yang terkena polutan (tempat
terjadinya), pencemaran lingkungan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1.
Pencemaran air
macam
fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Kemanfaatan terbesar danau, sungi,
lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,
sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
berpotensi sebagai objek wisata.
Dalam
PP No 20/1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air, pencemaran air di
definisikan sebagai: “Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia
sehingga kualitas dari air tersebut turun hingga batas tertentu yang
menyebabkan air tidak berguna lagi sesuai dengan peruntukannya. (Pasal
1, angka 2).
Berdasarkan
defisini dari pencemaran air, dapat diketahui bahwa penyebab pencemaran
air dapat berupa masuknya makhluk hidup, zat, energi ataupun komponen
lain sehingga kualias air menurun dan air pun tercemar.
Banyak
penyebab pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua)
yaitu sumber kontaminan langsung dan dan tidak langsung. Sumber langsung
meliputi efluen yang keluar industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya.
Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air
tanah atau atmosfir berupa hujan. Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal
dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air mengandung
sisa dari aktifitas pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari
atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang
menghasilkan hujan asam.
Penyebab
Pencemaran Air
Selain
itu pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, seperti :
2. Sampah organik
seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen
pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat
berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
3. Industri membuang
berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek
termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit
listrik,
yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
4. Seperti limbah pabrik
yg mengalir ke sungai seperti di sungai citarum.
Komponen
Pencemaran Air
Zaman
sekarang ini manusia telah mengenal banyak sekali jenis-jenis zat kimia. Dan
hampir 100.000 zat kimia digunakan secara komersil. Sebagian besar sisa zat
kimia tersebut dibuang ke badan air atau air tanah. Seperti pestisida yang
digunakan di pertanian, industri atau rumah tangga, deterjen yang digunakan di
rumah tangga, atau PCBs yang biasa digunakan dalam alat-alat elektronik.
a.
Bahan
Buangan Padat
Bahan
buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar maupun
yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi
pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan
koloidal.
b.
Bahan buangan organik dan olahan bahan makanan
Bahan
buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi
oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi
mikroorganisme.
c.
Bahan buangan anorganik
Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh
mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan
terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini
biasanya berasal dari limbah industri yang melimbatkan unsur-unsur logam
seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg), dll.
d.
Bahan buangan cairan berminyak
Bahan
buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi
permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka
akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air
akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung jenis minyak dan waktu. Lapisan
minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu,
tetapi membutuhkan waktu yang lama.
e.
Bahan buangan berupa panas
Perubahan
kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau
spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan
hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi
kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem.
f.
Bahan buangan zat kimia
Bahan
buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemaran air ini akan
dikelompokkan menjadi :
1. Sabun (deterjen,
sampo, dan bahan pembersih lainnya),
2. Bahan pemberantas
hama (insektisida),
3. Zat warna kimia,
4. Zat radioaktif.
Bahaya Dari Polusi Air
Bibit-
bibit penyakit berbagai zat yang bersifat racun dan bahan radioaktif dapat
merugikan manusia. Berbagai polutan memerlukan O2 untuk penguraiannya. Jika O2
kurang, penguraiannya tidak sempurna dan menyebabkan air berubah warnanya dan
berbau busuk. Bahan atau logam yang berbahaya seperti arsenat, uradium, krom,
timah, air raksa, benzon, tetraklorida, karbon dan lain- lain dapat merusak
organ tubuh manusia atau dapatmenyebabkan kanker. Sejumlah besar limbah dari
sungai akan masuk ke laut.
Polutan
ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut
muara. Bahan- bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat
jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan yang
mungin mengandung zat- zat yang berbahaya untuk dimakan. Laut dapat pula
tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai, atau
dari kapal tanker yang rusak. Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut
lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang
dibuang oleh sebuah industri ke teluk minamata terakumulasi di jaringan tubuh
ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Banyak
akibat yang ditimbulkan oleh polusi air, diantaranya:
1. Terganggunya
kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen
2. Terjadinya ledakan
ganggang dan tumbuhan air
3. Pendangkalan dasar
perairan
4. Tersumbatnya
penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi
5. Dalam jangka panjang
mengakibatkan kanker dan kelahiran cacat
6. Akibat penggunaan
pestisida yang berlebihan selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh
serangga dan makhluk yang berguna terutama predator
7. Kematian biota kuno,
seperti plankton, ikan bahkan burung
8. Dapat mengakibatkan
mutasi sel kanker dan leukemia
Dampak Pencemaran Air Di Lingkungan Sekitar
Pencemaran
air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan
hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat
hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat
(dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di
luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan
oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air,
menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka
menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas
bakteri menurun.
Dampak pencemaran air
pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu :
1. Dampak terhadap
kehidupan biota air
2. Dampak terhadap
kualitas air tanah
3. Dampak terhadap
kesehatan
4. Dampak terhadap
estetika lingkungan
a.
Dampak terhadap kehidupan biota air
Banyaknya
zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen
terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya.
Akibat
matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang
seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit
terurai. Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme,
apabila air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.
b.
Dampak terhadap kualitas air tanah
Pencemaran
air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah
terjadi dalam skala yang luas, hal ini dibuktikan oleh suatu survey sumur
dangkal di Jakarta. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya
pencemaran tersebut.
c.
Dampak terhadap kesehatan
Peran
air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :
·
Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,
·
Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,
·
Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia
bersangkutan tak dapat membersihkan diri,
·
Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.
d.
Dampak terhadap estetika lingkungan
Dengan
semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang
menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah
limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.
Penanggulangan Terjadinya Pencemaran Air
Untuk
mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi
kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain
tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri
secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam
selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa
pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak
menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi
tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
air.
Pencemaran
air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat
yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni
organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang
mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan
logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi
oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan
logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum
dibuang ke lingkungan.
Proses
pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan
terhadap pencemaran yang telah terjadi.
a.
Pengolahan limbah
Limbah
industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan
hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar
bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran
air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat
digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.
Sampah
padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain
yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat
diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah
membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.
2. Pencemaran tanah
Gejala pencemaran
tanah dapat diketahui dari tanah yang tidak dapat digunakan untuk keperluan
fisik manusia. Tanah yang tidak dapat digunakan, misalnya tidak dapat ditanami
tumbuhan, tandus dan kurang mengandung air tanah. Faktor-faktor yang
mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah antara lain pembuangan bahan sintetis
yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti plastik, kaleng, kaca,
sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah. Faktor lain, yaitu
penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke dalam tanah dapat
berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah. Pada saat ini hampir
semua pemupukan tanah menggunakan pupuk buatan atau anorganik. Zat atau unsur
hara yang terkandung dalam pupuk anorganik adalah nitrogen (dalam bentuk nitrat
atau urea), fosfor (dalam bentuk fosfat), dan kalium. Meskipun pupuk anorganik
ini sangat menolong untuk meningkatkan hasil pertanian, tetapi pemakaian dalam
jangka panjang tanpa dikombinasi dengan pupuk organik mengakibatkan dampak yang
kurang bagus. Dampaknya antara lain hilangnya humus dari tanah, tanah menjadi
kompak (padat) dan keras, dan kurang sesuai untuk tumbuhnya tanaman pertanian.
Selain itu, pupuk buatan yang diperjualbelikan umumnya mengandung unsur hara
yang tidak lengkapm terutama unsur-unsur mikro yang sangat dibutuhkan tumbuhan
dan juga pupuk organik mudah larut dan terbawa ke perairan, misalnya danau atau
sungai yang menyebabkan terjadinya eutrofikasi. Ketika suatu zat berbahaya atau
beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air
hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah
kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah
tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat
mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Komponen Bahan Pencemar Tanah
Komponen-komponen
bahan pencemar yang diperoleh dari sumber-sumber bahan pencemar tersebut di
atas antara lain berupa:
a. Senyawa
organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh mikroorganisme, seperti
sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-tumbuhan dan hewan yang mati.
b. Senyawa
organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan/ diuraikan oleh
mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan
bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
c. Pencemar
Udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan
NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2), menghasilkan
hujan asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak kesuburan
tanah/ tanaman.
d. Pencemar
berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah?industri seperti Hg, Zn,
Pb, Cd dapat mencemari tanah.
e. Zat
radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari percobaan lain
yang menggunakan atau menghasikan zat radioaktif.
Sumber-sumber pencemaran tanah
Beberapa
sumber bahan pencemar tanah antara lain sebagai berikut :
a. Limbah domestic
Limbah domestik dapat berasal dari
daerah pemukiman penduduk, pasar, rumah sakit , tempat usaha hotel dan
lain-lain. Limbah domestic terdiri limbah padat dan limbah
cair. Limbah padat berupa sampah
anorganik yang merupakan sumber pencemaran tanah misalnya plastik, kaleng
minuman, botol plastik air mineral dan lain-lain. Limbah cair sumber pencemar
tanah diantaranya sisa diterjen dari rumah, tinja, dan lain-lain yang meresap
ke dalam tanah dapat membunuh mikroorganisme di dalam tanah.
b. Limbah
Pertanian
c. Gunung
berapi yang meletus
d. Kendaraan
bermotor
e. Limbah
industri
Limbah industri
mengandung bahan-bahan pencemar berupa logam-logam berat seperti merkury/air
raksa (Hg), seng (Zn), Timah hitam (Pb), kadnium (Cd) yang dapat mencemari
tanah.
f.
Limbah reaktor atom (nuklir) dari PLTN
Limbah nuklir berupa bahan kimia uranium dan thorium merupakan
hasil dari reaksi fusi dan fisi nuklir pada reaktor atom Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
(PLTN) yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh
karena itu limbah nuklir sebaiknya disimpan ditempat-tempat yang tidak
berpotensi lagi dignakan untuk melakukan aktivitas manusia seperti
ditempat-tempat bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih
dilakukan).
g. Hujan
Asam
Pencemar Udara
berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida nitrogen (NO dan NO2),
oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2), menghasilkan hujan
asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam. Peningkatan kadar asam (pH)
dalam tanah dapat merusak kesuburan tanah/ tanaman.
Pencegahan dan penanggulangan pencemaran tanah
Cara pencegahan dan
penanggulangan pencemaran tanah, antara lain sebagai berikut.
a. Sebelum dibuang ke
tanah senyawa sintetis seperti plastik sebaiknya diuraikan lebih dahulu,
misalnya dengan dibakar.
b. Untuk bahan-bahan
yang dapat didaur ulang, hendaknya dilakukanproses daur ulang, seperti kaca,
plastik, kaleng, dan sebagainya.
c. Membuang sampah pada
tempatnya.
d. Penggunaan pestisida
dengan dosis yang telah ditentukan.
e. Penggunaan pupuk
anorganik secara tidak berlebihan pada tanaman.
1.
Remidiasi Kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah dikenal dengan
remediasi. Sebelum melakukan remediasi, hal yang perlu diketahui:
a. Jenis pencemar
(organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak.
b. Berapa banyak zat
pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
c. Perbandingan karbon
(C), nitrogen (N), dan fosfat (P).
d. Jenis tanah.
e. Kondisi tanah (basah,
kering).
f.
Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi
tersebut.
g. Kondisi pencemaran
(sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
2.
Remediasi onsite dan offsite
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in
situ (atau on site) dan ex situ (atau off site). Pembersihan on site adalah pembersihan di lokasi.
Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting
(injeksi), dan bioremediasi. Pembersihan off
site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah
yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat
pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak atau tanki yang kedap,
kemudian zat pembersih dipompakan ke bak atau tangki tersebut. Selanjutnya zat
pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi
pengolah air limbah. Pembersihan off site ini jauh lebih mahal dan rumit.
3.
Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses
pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur,
bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar
menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah, ketersediaan air,
nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30 : 1, dan ketersediaan
oksigen.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan
dalam bioremediasi:
a) Stimulasi aktivitas
mikroorganisme asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan
kondisi redoks, optimasi pH, dan sebagainya.
b) Inokulasi (penanaman)
mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan
biotransformasi khusus.
c) Penerapan immobilized
enzymes.
d) Penggunaan tanaman
(phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.
3. Pencemaran udara
terjadi penambahan gas-gas lain yang menimbulkan gangguan
serta perubahan komposisi tersebut, maka dikatakan udara sudah mengalami
pencemaran/ terpolusi.
Akibat aktifitas perubahan manusia
udara seringkali menurun kualitasnya. Perubahan kualitas ini dapat berupa
perubahan sifat-sifat fisis maupun sifat-sifat kimiawi. Perubahan kimiawi,
dapat berupa pengurangan maupun penambahan salah satu komponen kimia yang
terkandung dalam udara, yang lazim dikenal sebagai pencemaran udara. Kualitas
udara yang dipergunakan untuk kehidupan tergantung dari lingkungannya.
Kemungkinan disuatu tempat dijumpai debu yang bertebaran dimana-mana dan
berbahaya bagi kesehatan. Demikian juga suatu kota yang terpolusi oleh asap
kendaraan bermotor atau angkutan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
Polusi udara di kebanyakan kota di
Asia Tenggara dan China memiliki peringkat teratas sebagai penyebab kematian
dari 500.000 orang setiap tahun, kata Michal Krzyzanowski, seorang spesialis
kualitas udara pada Pusat Lingkungan WHO Eropa, di Bonn, Jerman.
Menurut
WHO di seluruh dunia, polusi udara menyebabkan kematian 800.000 orang setiap
tahun. Berdasarkan studi Bank Dunia tahun
1994, pencemaran udara merupakan pembunuh kedua bagi anak balita di Jakarta,
14% bagi seluruh kematian balita seluruh Indonesia dan 6% bagi seluruh angka
kematian penduduk Indonesia. Jakarta sendiri adalah kota dengan kualitas
terburuk ketiga di dunia.
Pencemaran
udara dapat bersumber dari manusia atau dapat berasal dari alam. Pencemaran
oleh alam, misalnya letusan gunung berapi yang mengeluarkan debu, gas CO, SO2,
dan H2S. Partikel-partikel zat padat yang mencemari udara di antaranya berupa
debu, jelaga, dan partikel logam. Partikel logam yang paling banyak menyebabkan
pencemaran adalah Pb yang berasal dari pembakaran bensin yang mengandung TEL
(tetraethyl timbel). Adanya pencemaran udara ditunjukkan oleh adanya gangguan
pada makhluk hidup yang berupa kesukaran bernapas, batuk, sakit tenggorokan,
mata pedih, serta daun-daun yang menguning pada tanaman.
Sumber
pencemaran udara di setiap wilayah atau daerah berbeda-beda. Sumber pencemaran
udara berasal dari kendaraan bermotor, kegiatan rumah tangga, dan industri.
a) Sumber pencemaran udara
menurut bentuknya.
Menurut bentuknya
sumber pencemaran udara dibedakan menjadi 2, yaitu pencemaran udara berbentuk
gas dan berbetuk partikel.
Pencemaran udara
berbentuk gas diantaranya:
§ Golongan belerang
terdiri dari Sulfur Dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S)
dan Sulfat Aerosol.
§ Golongan Nitrogen
terdiri dari Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida
(NO), Amoniak (NH3) dan Nitrogen Dioksida (NO2).
§ Golongan Karbon
terdiri dari Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida
(CO), Hidrokarbon .
§ Golongan gas yang
berbahaya terdiri dari Benzen, Vinyl Klorida, air raksa uap.
Pencemaran udara berbentuk partikel
diantaranya:
§ Mineral
(anorganik) dapat berupa racun seperti air raksa dan timah.
§ Bahan organik terdiri
dari ikatan hidrokarbon, klorinasi alkan, Benzen.
§ Makhluk hidup terdiri
dari bakteri, virus, telur cacing.
b)
Sumber pencemaran udara menurut
tempatnya
Menurut tempatnya sumber pencemaran udara dibedakan
menjadi dua,yaitu :
Pencemaran
udara bebas (Out door air pollution) dan pencemaran udara ruangan. Sumber Pencemaran
udara bebas :
§ Alamiah, berasal
dari letusan gunung berapi, pembusukan, dll.
§ Kegiatan manusia,
misalnya berasal dari kegiatan industri, rumah tangga, asap kendaraan, dll.
Sumber pencemaran
udara ruangan (In door air pollution), berupa pencemaran udara didalam
ruangan yang berasal dari pemukiman, perkantoran ataupun gedung tinggi.
Zat-zat
lain yang umumnya mencemari lingkungan, antara lain:
a. Oksida karbon (CO dan
CO2) dapat mengganggu pernapasan, tekanan darah, saraf, dan mengikat Hb
sehingga sel kekurangan O2.
b. Oksida sulfur (SO2
dan SO3) dapat merusak selaput lendir hidung dan tenggorokan.
c. Oksida nitrogen (NO
dan NO2) dapat menimbulkan kanker.
d. Hidrokarbon (CH4 dan
C4H10), menyebabkan kerusakan saraf pusat.
e. Ozon (O3) menyebabkan
bronkithis dan dapat mengoksidasi lipida.
Cara
pencegahan dan penanggulangan terhadap pencemaran udara, antara lain sebagai
berikut.
1) Perlu dibatasi
penggunaan bahan bakar yang menghasilkan CO.
2) Menerapkan program
penghijauan di kota-kota untuk mengurangi tingkat pencemaran.
3) Memilih lokasi pabrik
dan industri yang jauh dari keramaian dan pada tanah yang kurang produktif.
4) Gas-gas buangan
pabrik perlu dibersihkan dahulu sebelum dikeluarkan ke udara bebas. Pembersihan
dapat menggunakan alat tertentu, misalnya cottrell yang berfungsi untuk
menyerap debu. Meningkatnya kadar karbon dioksida di atmosfer juga dapat
membahayakan kelangsungan hidup makhluk hidup yang ada di bumi ini. Konsentrasi
karbon dioksida yang berasal dari sisa pembakaran, asap kendaraan, dan asap
pabrik dapat menimbulkan efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca
dapat mengakibatkan:
ü Adanya pemanasan
global yang mengakibatkan naiknya suhu di bumi.
ü Mencairnya es yang
ada di kutub, sehingga mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
ü Tenggelamnya daratan
(pulau) sebagai akibat dari mencairnya es di kutub.
2. Pencemaran suara
Definisi
Pencemaran Suara
Polusi atau pencemaran
lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan
atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh
kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok
Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Bunyi atau suara adalah
kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat melalui medium.
Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas. Jadi,
gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara.
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni
secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang
diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran
dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat gelombang bunyi, yaitu getaran di
udara atau medium lain, sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi
bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20
kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Jadi, pencemaran suara adalah gangguan pada
lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman
makhluk hidup di sekitarnya. Pencemaran suara diakibatkan suara-suara
bervolume tinggi yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak
menyenangkan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melampui 70
desibel (dB).
Penyebab
Pencemaran Suara
Zat atau bahan yang dapat
mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut
polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup.
Sifat polutan adalah:
ü Merusak untuk sementara,
tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi.
lingkungan tidak merusak lagi.
ü Merusak dalam jangka waktu
lama.
Dalam pencemaran suara,
kebisingan yang dialami sehari – hari tanpa sadar merupakan faktor utama
terjadinya pencemaran suara. Apalagi pada era modern seperti sekarang ini
banyak sekali alat – alat yang menggunakan mesin yang berbunyi bising serta
penggunaan gadget yang bisa memutar bunyi dengan earphone yang suaranya
langsung mengenai gendang telinga tanpa ada perantara merupakan suatu hal yang
beresiko mengakibatkan pencemaran suara.
Saat berada di rumah,
telinga kita diisi oleh riuhnya suara binatang peliharaan, suara AC, televisi,
dan banyak hal lain. Saat berada di jalan, kita juga mendengar keriuhan lain:
proyek pembangunan, suara kendaraan umum yang menderu dan musik yang dinyalakan
orang lain. Di kabin mobil, kapal laut, dan pesawat terbang menimbulkan suara
mesin yang menderu. Juga di pabrik atau tempat kerja yang memakai kipas angin
besar, kompresor, trafo, dan pompa. Di hotel, perkantoran, atau apartemen
biasanya saluran udaranya mengeluarkan bising.
Sebagai contoh beberapa
kebisingan yang menyebabkan kebisingan yang kekuatannya diukur dengan dB atau
desibel adalah





Dampak Pencemaran Suara
Tingkat pencemaran
didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Menurut WHO,
tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :
1. Pencemaran yang mulai
mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada panca indra dan tubuh serta telah
menimbulkan kerusakan pada ekosistem lain.
2. Pencemaran yang sudah
mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan menyebabkan sakit yang kronis.
3. Pencemaran yang kadar
zat-zat pencemarnya demikian besarnya sehingga menimbulkan gangguan dan sakit
atau kematian dalam lingkungan.
Menurut penelitian, musik
berirama keras, hingga 'berlimpah ruah' berdampak dramatik pada psikologi.
Selain berakibat merusak gendang pendengaran, menurut Dr. Luther Terry, mantan
peneliti di Badan Bedah AS, yang melakukan penelitian adanya akibat negatif
terkait suara yang bising, proses pendengaran melibatkan: kontruksi jantung,
peredaran darah, meningkatkan kerja hati, pernafasan yang meningkat, menghambat
penyerapan kulit dan tekanan kerangka otot, sistem pencernaan berubah,
aktivitas yang berhubungan dengan kelenjar yang memberi pertanda pada zat-zat
kimia dalam tubuh termasuk darah dan air seni, efek keseimbangan organ. Juga
keseimbangan efek perasa dan perubahan kimia di otak. Itu semua merupakan
sebagian dari efek suara bising pada manusia.
Terry juga mengungkapkan
adanya efek negatif suara gaduh dalam perkembangan janin. Penelitian menemukan
pula, kalau setelah terpapar suara berkekuatan tinggi, seperti suara pesawat
yang tinggal landas atau tempat kerja yang sangat ramai, tekanan darah
meningkat hingga 30%. Pengaruh negatif bertambah dengan adanya kenyataan
tekanan darah meningkat dalam tingkat yang tinggi, bahkan saat paparan suara
bising berakhir.
Mungkin Anda memilih untuk
tak tinggal di dekat bandara agar tak terkena dampak buruk kebisingan lalu
litas pesawat. Meski demikian, suara gaduh lain yang mungkin kita pertimbangkan
secara moderat memang memiliki pengaruh. Sebuah penelitian di Jerman menemukan,
bahwa tinggal di daerah yang bising dan jalanan yang sibuk memungkinkan
mengakibatkan serangan jantung sebesar 20%, lebih tinggi dari pada orang-orang
yang tinggal di daerah tenang.
Studi tersebut
menghubungkan permasalahan dalam mendengarkan, juga dipengaruhi oleh
kebisingan. Selain itu, suara gaduh juga dapat berpengaruh pada anak-anak dalam
belajar bicara, membaca, dan dalam menangkap pelajaran di sekolah. Pengaruh
yang sama juga telah didokumentasikan pada orang-orang yang tinggal di dekat
bandara, dekat rel kereta api dan jalan besar. Ketidakmampuan untuk mendengar
dan memahami segala yang diajarkan guru dapat diartikan sebagai kwalitas yang
menyedihkan, dan bahkan dapat meningkatkan tingkat ketidaklulusan di sekolah.
Lebih jauh lagi, polusi
suara juga membawa dampak pada tingkah laku anak-anak dan orang dewasa. Sebuah
studi mengamati respon seorang pejalan kaki saat seseorang meminta bantuan di
tempat yang gaduh. Sementara ditengah kebisingan suara mesin pemotong rumput
yang meraung di sekitar, ada seseorang wanita yang patah tulang menjatuhkan
bukunya, tak seorangpun datang untuk memberikan bantuan. Namun pada saat mesin
pemotong rumput yang bersuara ribut dimatikan, dan kejadian yang sama diulang,
beberapa pejalan kaki berhenti guna memberi bantuan pada wanita ini.
Dari uraian diatas, dampak
pencemaran suara biasanya hanya menyebabkan gangguan–gangguan kecil yang tidak
begitu dirasakan oleh makhluk yang tercemari. Pencemaran suara yang bersifat
terus-menerus dengan tingkat kebisingan di atas 80 dB itulah yang dapat
mengakibatkan efek atau dampak yang merugikan kesehatan manusia dan juga
menimbulkan kerugian secara materi karena dengan kesehatan yang terganggu maka
produktivitas kerja akan menurun.
Cara Menanggulangi Pencemaran
Suara
Dari uaraian diatas
tentang begitu berbahayanya pencemaran suara yang menyebabkan berbagai gangguan
pada manusia, kini banyak digunakan sistem kendali bising yang aktif. Menurut
Dr Ir Bambang Riyanto Trilaksono MSc, peneliti dan dosen pada Departemen Teknik
Elektron, Institut Teknologi Bandung (ITB), secara konvensional bising diredam
dengan memakai bahan-bahan peredam. Bahan tersebut ditempatkan di sekitar
sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya mau dikurangi.
Sayangnya, kendali bising pasif hanya efektif pada frekuensi tinggi. Jika pada
frekuensi rendah diterapkan sistem ini, bahan peredam yang dibutuhkan akan
lebih berat dan tebal. "Ini meningkatkan biaya, bahkan kadang-kadang
membuat sistem sulit diimplementasikan," kata Bambang.
Pada dasarnya
pengendali bising aktif adalah peredam bising dengan menggunakan sumber suara
yang dikendalikan dan melawan sumber bising yang tidak dikehendaki. Bambang
menjelaskan, prinsip yang digunakan dalam kendali bising aktif (active noise
control/ANC) adalah interferensi destruktif antara bising dan suatu sinyal
suara lain, lazimnya disebut antisound). Sistem ini membangkitkan sinyal yang
fasanya berlawanan dengan bising yang mau diredam.
Meskipun
sederhana dalam teori, prinsip ini sulit pada prakteknya. Penyebabnya karena
karakteristik sumber bising akustik dan lingkungan selalu berubah terhadap
waktu, frekuensi, amplitudo, dan fasa. Selain itu, kecepatan suara bising tidak
stasioner.
Selain itu
kini di perkantoran, hotel atau apartemen di kota – kota besar yang dekat
dengan lalu lintas utama atau dekat bandara yang dirasa lingkungannya mempunyai
kebisingan yang tidak bisa ditolerir oleh pendengaran manusia, maka Direktur
Jendera Bina Marga sejak tahun 1999 mencanangkan bangunan peredam bising. Dimensi Bangunan Peredam Bising tersebut antara lain :
1. Tinggi minimal 2,75m
(makin tinggi kemampuan redaman makin baik).
2. Tebal dinding minimal 10
cm.
Sedangkan Bahan bangunan peredam bisik
1. Penggunaan bahan untuk
mereduksi bising adalah dari hasil olahan industri berupa beton ringan agregat
yang disebut ALWA berupa konblok (masif) dengan komposisi campuran: Semen :
Pasir : ALWA= 1 : 4 : 4
2. Dimensi konblok ALWA dapat
dicetak menurut ukuran pabrik, sebagai berikut: (30 x 10 x 15) atau
(30x15x15)cm
3. Bahan selain ALWA seperti
Bata Merah atau Batako harus dengan rancangan khusus untuk memperoleh kemampuan
redaman bising yang baik.
Secara terus menerus
program ini terus disosialisasikan oleh pemerintah dalam upayanya mengurangi
polusi suara. Kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah dalam menanggulangi
polusi suara dan polusi udara adalah mengendarai mobil dengan sistem 3 in 1
yaitu dalam satu mobil minimal harus diisi dengan 3 orang, agar keributan yang
terjadi akibat kemacetan, asap dan desing suara mesin tidak terlalu memadati
jalan raya. Selain itu yang perlu dilakukan pemerintah adalah mengurangi
penjualan kendaraan bermotor, karena hal ini merupakan salah satu pemacu
terjadinya kebisingan di jalanan. Karena melihat kenyataan sekarang ini, setiap
individu tidak lepas dari kendaraan bermotor.
Dari setiap individu pun
kesadaran akan pentingnya pengurangan polusi suara harus lebih digalakkan.
Misalnya dengan tidak terlalu banyak memakai alat elektronik yang menimbulkan
suara bising, tidak berteriak dalam berbicara atau tidak mendengarkan musik
dengan earphone dengan sangat keras. Karena secara tidak langsung hal itu bisa
mengurangi kelelahan otak dalam mendengar.
Dari pabrik atau
lembaga–lembaga penemuan teknologi baru, seharusnya memikirkan juga tentang
efek samping terhadap mesin yang menimbulkan suara gaduh. Pihak produsen
seharusnya memasang peredam suara dalam setiap poduknya sehingga kebisingan
dapat diminimalisir.
C.PEMAKAIAN INSEKTISIDA
Para pekerja kebun diketahui telah
menggunakan sabun untuk mengontrol pertumbuhan hama serangga sejak awal tahun
1800an.[3] Di awal abag ke 19, sabun yang terbuat dari
minyak ikan paling banyak digunakan. Cara-cara tersebut cukup efektif, meski
harus diberikan berkali-kali dan kadang justru mematikan tanaman.[3] Belakangan diketahui
juga adanya penggunaan campuran bawang putih, bawang merah, dan lada atau
berbagai jenis makanan lainnya, namun tidak cukup efektif membunuh serangga.[3]
Penggunaan insektisida sintetik pertama
dimulai pada tahun 1930an dan mulai meluas setelah berakhirnya Perang
Dunia II.[4] Pada tahun 1945 hingga
1965, insektisida golongan organoklorin dipakai secara luas baik untuk pertanian
maupun kehutanan.[4] Salah satu produk yang paling terkenal
adalah insektisida DDT yang dikomersialkan sejak tahun 1946.[5] Selanjutnya mulai bermunculan golongan
insektisida sintetik lain seperti organofosfat, karbamat, dan pirethroid pada
tahun 1970an.[4]
Sejak tahun 1995, tanaman transgenik yang
membawa gen resistensi terhadap serangga mulai digunakan.[6]
Insektisida dapat dibedakan menjadi golongan
organik dan anorganik.[7]Insekstisida organik
mengandung unsur karbon sedangkan insektisida anorganik tidak.[7] Insektisida anorganik umumnya bersifat
alami, yaitu diperoleh dari makhluk hidup sehingga disebut insektisida hayati.
1. Insektisida Sintetik
Insektisida organik sintetik yang banyak
dipakai dibagi-bagi lagi menjadi beberapa golongan besar.
2. Senyawa Organofosfat
Insektisida golongan ini dibuat dari molekul
organik dengan penambahan fosfat.[7] Insektisida sintetik
yang masuk dalam golongan ini adalah Chlorpyrifos, Chlorpyrifos-methyl,
Diazinon, Dichlorvos, Pirimphos-methyl, Fenitrothion, dan Malathion.[7]
3. Senyawa Organoklorin
Insektisida golongan ini dibuat dari molekul
organik dengan penambahan klorin.[7] Insektisida organoklorin
bersifat sangat persisten, dimana senyawa ini mashi tetap aktif hingga
bertahun-tahun.[7] Oleh karena itu, kini insektisida golongan
organoklorin sudah dilarang penggunaannya karena memberikan dampak buruk
terhadap lingkungan. Contoh-contoh insektisida golongan organoklorin adalah
Lindane, Chlordane, dan DDT.[7]
4. Karbamat
Insektisida golongan karbamat diketahui sangat efektif mematikan banyak
jenis hama pada suhu tinggi dan meninggalkan residu dalam jumlah sedang.[7] Namun, insektisida karbamat akan terurai
pada suasana yang terlalu basa. Salah satu contoh karbamat yang sering dipakai
adalah bendiokarbamat.[7]
5. Pirethrin/ Pirethroid Sintetik
Insektisida golongan ini terdiri dari dua
katergori, yaitu berisfat fotostabil serta bersfiat tidak non fotostabil namun
kemostabil.[7] Produknya sering
dicampur dengan senyawa lain untuk menghasilkan efek yang lebih baik. Salah
satu contoh produk insektisida ini adalah Permethrin.[7]
6. Pengatur Tumbuh Serangga
Insektisida golongan ini merupakan hormon
yang berperan dalam siklus pertumbuhan serangga, misalnya menghambat
perkembangan normal.[7] Beberapa contoh
produknya adalah Methoprene, Hydramethylnon, Pyriproxyfen, dan Flufenoxuron.[7]
7. Fumigan
Fumigan adalah gas-gas mudah menguap yang
dapat membunuh hama serangga.[7] Fumigan hanya boleh digunakan oleh personel
terlatih karena tingkat toksisitasnya yang tinggi.[7] Contoh-contohnya adalah Metil Bromida (CH3Br),
Aluminium Fosfit, Magnesium Fosfit, Kalsium Sianida, dan Hidrogen Sianida.[7]
8. Insektisida Hayati
Meskipun insektisida lebih dikenal merupakan
senyawa sintetik, namun terdapat juga insektisida alami yang berasal dari
bakteri, pohon, maupun bunga.
·
Silica (SiO2) merupakan insektisida anorganik yang bekerja dengan
menghilangkan selubung lilin pada kutikula serangga sehingga menyebabkan mati
lemas. Insektisida jenis ini sering dibuat dari tanah diatom atau kieselgurh,
yang tersusun dari molekul diatom Bacillariophyceae. [7]
·
Pirethrum adalah insektisida organik alami yang berasal dari kepala bunga tropis krisan.[7] Senyawa ini memiliki kemampuan penghambatan serangga yang baik pada
konsentrasi rendah.[7] Namun berkaitan dengan proses ekstraksinya, senyawa ini sangat mahal.[7]
·
Rotenon adalah insektisida organik alami yang diperoleh dari pohon Derris.[7] Senyawa ini berfungsi sebagai insektisida yang menyerang permukaan
tubuh hama.[7]
·
Neem
merupakan ekstrak dari pohon Neem (Azadirachta indica).[3] Penggunaan Neem sebagai insektisida hayati dimulai sejak 40 tahun lalu.[3] Ekstrak neem mengganggu aktivitas sistem pencernaan serangga, khususnya
golongan Lepidoptera (ngengat dan kupu-kupu beserta larvanya).[3] Selain itu neem juga berperan sebagai pengatur tumbuh dimana
menyebabkan beberapa jenis serangga terus berada pada kondisi larva dan tidak
bisa tumbuh dewasa.[3]
·
Bakteri Bacillus thuringiensis memproduksi toksin Bt yang dapat mematikan serangga yang memakannya.[6] Toksin Bt aktif pada pH basa dan menyebabkan saluran pencernaan
serangga berlubang sehingga berujung pada kematian.[6] Para peneliti telah berhasil memindahkan gen yang berperan dalam
produksi toksin Bt dari B. thuringiensis ke tanaman kapas sehingga serangga yang memakan tanaman kapas tersebut akan mati.[6] Kapas Bt merupakan salah satu organisme transgenik yang paling banyak
ditanam di dunia.[6]
Efek penggunaan insektisida
Pada tahun 1960, Rachel Carson menerbitkan buku yang sangat berpengaruh
dalam sejarah penggunaan insektisida berjudul Silent Spring (Musim Sepi
yang Sunyi).[8] Buku tersebut menyorot
penggunaan DDT yang sangat marak di masa itu karena sangat efektif, sekaligus
menyadarkan manusia akan bahaya dari penggunaan pestisida berlebihan.[8] Insektisida yang dipakai seringkali
menyerang organisme non target seperti burung dan makhluk hidup lainnya.[8] Oleh karena itu, penggunaan insektisida juga
dikhawatirkan berpotensi membahayakan kesehatan manusia.[8]
Insektisida seringkali digunakan melebihi
dosis yang seharusnya karena petani beranggapan semakin banyak insektisida yang
diaplikasikan maka akan semakin bagus hasilnya.[9] Beberapa petani bahkan mencampurkan perekat
pada insektisidanya agar tidak mudah larut terbawa air hujan.[9] Namun, penggunaan perekat ini justru
mengakibatkan tingginya jumlah residu pestisida pada hasil panen yang nantinya
akan menjadi bahan konsumsi manusia.[9] Menurut data WHO sekitar 500 ribu orang
meninggal dunia setiap tahunnya dan diperkirakan 5 ribu orang meninggal setiap
1 jam 45 menit akibat pestisida dan/atau insektisida [9].
Penggunaan insektisida sintetik juga dapat
mengakibatkan terjadinya pencemaran lingkungan.
Hal ini dikarenakan insektisida tertentu dapat tersimpan di dalam tanah selama
bertahun-tahun, dapat merusak komposisi mikroba tanah, serta mengganggu
ekosistem perairan
Resistensi insektisida
Resistensi insektisida merupakan suatu
kenaikan proporsi individu dalam populasi yang secara genetik memiliki
kemampuan untuk tetap hidup meski terpapar satu atau lebih senyawa insektisida.
Peningkatan individu ini terutama oleh karena matinya individu-individu yang
sensitif insektisida sehingga memberikan peluang bagi individu yang resisten
untuk terus berkembangbiak dan meneruskan gen resistensi pada keturunannya.
Resistensi terhadap insektisida pertama kali
dilaporkan terjadi pada tahun 1914 oleh AL Melander. Penggunaan kapur sulfur
untuk mematikan hama pada anggrek pada satu minggu pertama percobaan. Namun ketika dilakukan pengulangan perlakuan
insektisida, 90% hama tetap hidup. Tingkat resistensi serangga hama pada
insektisida terus meningkat seiiring dengan kemunculan dan pemakaian berbagai
jenis insektisida sintetik pada tahun-tahun berikutnya.
D.MASALAH KERUSAKAN OZON
A.
Lapisan Ozon
Ozon adalah molekul
yang terdiri dari tiga atom Oksigen. Lapisan ozon adalah suatu lapisan yang
terletak di lapisan stratosfir, 20 – 45 km diatas permukaan bumi, yang terdiri
dari molekul-molekul ozon. Lapisan ini dapat menyerap radiasi ultra violet yang
dipancarkan matahari. Pada lapisan ini ozon terbentuk dan terurai melalui
keseimbangan dinamis. Keberadaan bahan-bahan kimia tertentu di stratosfir dapat
mengganggu kesetimbangan reaksi tersebut, sehingga semakin lama molekul ozon
semakin berkurang, dan menimbulkan lubang ozon.
B. Proses Terjadinya
Perusakan Lapisan Ozon
Lapisan Ozon di
stratosfer menyerap radiasi ultra-violet yang berbahaya dari matahari. Dengan
bertambahnya bahan kimia buatan manusia yang mengandung senyawa khlorin dan
bromin, akan ikut merusak molekul ozon pada lapisan ini. Teori pertama yang
mendukung CFC sebagai perusak lapisan ozon di stratosfer dikemukakan pada tahun
1974 oleh Sherwood Rowland dan rekannya Mario Molina dari Universitas
California.
Ozon adalah molekul
dalam bentuk gas yang terjadi secara alami yang ditemukan pada atmosfer bumi.
Molekul ini dapat menyerap panjang gelombang tertentu dari radiasi ultraviolet
matahari sebelum mencapai permukaan bumi. Pada lapisan Stratosfer radiasi
matahari memecah molekul gas yang mengandung khlorin atau bromin dan
menghasilkan radikal Khlor dan Brom. Radikal-radikal khlorin dan bromin
kemudian melalui reaksi berantai memecahkan ikatan gas-gas lain di atmosfer,
termasuk ozon. Molekul-molekul ozon terpecah menjadi oksigen dan radikal
oksigen. Dengan terjadinya reaksi ini akan mengurangi konsentrasi ozon di
stratosfer. Semakin banyak senyawa yang mengandung Khlor dan Brom perusakan
lapisan ozon semakin parah.
Proses rusaknya
lapisan ozon
C.
Masalah Penipisan Lapisan Ozon
Data ilmiah telah
menunjukan bahwa terlepasnya bahan-bahan kimia buatan manusia, seperti CFC,
Halon, Metil Bromida, dan bahan perusak ozon lain ke udara dapat menyebabkan
rusaknya lapisan pelindung bumi di lapisan stratosfir. Berjuta-juta molekul
ozon mengalami kerusakan setiap menitnya, sehingga menyebabkan peningkatan
intensitas sinar UV-B berbahaya yang sampai ke permukaan bumi. Apabila manusia
terpapar oleh sinar ini, maka akan mempunyai resiko tinggi untuk terjangkit
kanker kulit, katarak mata, dan menurunnya ketahanan tubuh. Dengan cara yang
sama sinar UV akan menurunkan produktifitas pertanian, merusak rantai makanan
di laut, dan merusak bahan-bahan seperti plastik dan sebagainya.
Kepedulian industri,
pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan masyarakat umum sangat diharapkan
untuk mengambil tindakan dalam menghadapi kecenderungan meningkatnya bahaya
tersebut, dengan cara mengurangi dan menghapuskan penggunaan Bahan Perusak ozon
tersebut.
D.
Lubang Ozon
Kejadian lubang ozon
stratosfer di atas Antartika, di kutub selatan, ditemukan pada awal 1985. Pada
tahun 1989, dipastikan bahwa kemungkinan perusakan lapisan ozon dalam jumlah
besar dapat juga terjadi di daerah Kutub Utara, dan kemungkinan juga di daerah
tropis. Selama beberapa dekade terakhir, CFC yang dilepaskan ke atmosfer
mencapai jumlah yang cukup besar sehingga jika tidak di cegah, dikhawatirkan
akan menghancurkan lapisan ozon.
E.
Pengaruh Penipisan Lapisan Ozon
Penipisan lapisan
ozon menimbulkan banyak ancaman terhadap kesehatan manusia dan kehidupan di
bumi. Semakin menipisnya lapisan ozon stratosfer akan meningkatkan bahaya
akibat radiasi ultraviolet yang mencapai permukaan bumi. Radiasi ultraviolet
menimbulkan dampak pada manusia, hewan, tanaman dan bahan-bahan bangunan.
Dampak ini akan semakin buruk bila kerusakan lapisan ozon terus berlangsung.
Bila lapisan ozon menjadi tipis, permukaan bumi akan lebih terbuka terhadap
radiasi UV-B yang mempunyai gelombang pendek sehingga akan merusak kehidupan.
Untuk tiap 10 persen penipisan lapisan ozon akan terjadi kenaikkan radiasi UV
sebesar 20 persen. Radiasi UV-B dapat menyebabkan kerusakan pada mata,
meluasnya penyakit infeksi serta pertambahan kasus kanker kulit.
Demikian juga vaksinasi
terhadap sejumlah penyakit akan menjadi kurang berhasil guna. Dengan lebih
banyak radiasi gelombang pendek UV-B maka akan memicu reaksi kimiawi di
atmosfer bawah, yang dapat mengakibatkan penambahan jumlah reaksi fotokimia
yang menghasilkan asap beracun, terjadinya hujan asam dan berakibat naiknya
gangguan saluran pernapasan.
Penipisan lapisan
ozon menyebabkan banyak tanaman lambat pertumbuhannya dan sebagian mungkin akan
menjadi kerdil, hasil sejumlah tanaman budidaya akan menurun dan hutan-hutan
akan menjadi rusak. Di laut radiasi dengan intensitas tinggi akan merusak atau
membunuh anak ikan, kepiting dan udang. Populasi plankton yang menjadi dasar
dari jaringan makanan hewan laut dapat mengalami dampak buruk, sehingga
menyebabkan pengaruh berantai untuk seluruh jaringan makanan hewan laut.
Radiasi UV akan menurunkan kemampuan sejumlah organisme dalam menyerap karbon
dioksida yang merupakan salah satu gas rumah kaca, sehingga konsentrasi gas
rumah kaca di atmosfer akan meningkat yang menyebabkan pemanasan global.
E. EFEK RUMAH KACA
Efek
rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses
pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau
satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
Mars, Venus, dan
benda langit beratmosfer lainnya (seperti satelit alami Saturnus, Titan)
memiliki efek rumah kaca, tapi artikel ini hanya membahas pengaruh di Bumi. Efek rumah kaca untuk
masing-masing benda langit tadi akan dibahas di masing-masing artikel.
Efek
rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda: efek rumah kaca
alami yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang
terjadi akibat aktivitas manusia (lihat juga pemanasan global).
1.
Penyebab
Efek rumah kaca
disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2)
dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini
disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan
bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk
menyerapnya.
Energi yang
masuk ke Bumi:
ü
25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
ü
25% diserap awan
ü
45% diserap permukaan bumi
ü
5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi
yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan
permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan
oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan
bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek
rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh
berbeda.
Selain
gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida,
nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa
senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon
(CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah
kaca.
2.
Akibat
Meningkatnya
suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem di
bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga
mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan
global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan
naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan
meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh
yang sangat besar.
Menurut
perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi
1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti
sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global
antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas
CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang
dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi
meningkat.
F. HUJAN ASAM
Hujan asam merupakan salah satu dampak
dari pencemaran udara yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, social dan politik
(Nam et.al, 2001). Kejadian hujan asam yang sering terjadi beberapa decade ini
menjadi isu yang cukup penting untuk dibahas. Pemahaman akan femonena hujan
asam diharapkan mampu menggugah perhatian masyarakat tentang upaya-upaya untuk
menghadapinya serta mengetahui cara-cara untuk menanggulanginya. Hubungan
antara emisi kimia ke atmosfer dengan dampak yang ditimbulkan akibat hujan asam
sangat kompleks baik dari segi lingkungan ekosistem, kesehatan manusia maupun
pada benda-benda (Landsberg, 1995).
1. Pengertian
Hujan
asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang harus benar-benar
difikirkan oleh umat manusia. Hujan asam merupakan istilah umum untuk
menggambarkan turunnya asam dari atmosfir ke bumi. Sebenarnya turunnya asam
dari atmosfir ke bumi bukan hanya dalam kondisi “basah” Tetapi juga “kering”.
Sehingga dikenal pula dengan istilah deposisi ( penurunan / pengendapan ) basah
dan deposisi kering (Laras, 2006). Bhatfi et.al (1992) mengemukakan bahwa hujan
asam dapat terjadi ketika ada reaksi antara air, oksigen dan zat-zat asam
lainnya di atmosfer. Sinar matahari akan mempercepat terjadinya reaksi antar
zat-zat tersebut.
Deposisi
basah mengacu pada hujan asam , kabut dan salju. Ketika hujan asam ini
mengenai tanah, ia dapat berdampak buruk bagi tumbuhan dan hewan , tergantung
dari konsentrasi asamnya, kandungan kimia tanah , buffering capacity (kemampuan
air atau tanah untuk menahan perubahan pH), dan jenis tumbuhan/hewan yang
terkena. Deposisi kering mengacu pada gas dan partikel yang mengandung asam.
Sekitar 50% keasaman di atmosfir jatuh kembali ke bumi melalui deposisi kering.
Kemudian angin membawa gas dan partikel asam tersebut mengenai bangunan, mobil,
rumah dan pohon (Laras, 2006).
Ketika
hujan turun, partikel asam yang menempel di bangunan atau pohon tersebut akan
terbilas, menghasilkan air permukaan (run off) yang asam. Angin dapat membawa
material asam pada deposisi kering dan basah melintasi batas kota dan Negara
sampai ratusan kilometer. Untuk mengukur keasaman hujan asam igunakan pH
meter. Hujan dikatakan hujan asam jika telah memiliki pH dibawah 5,0 ( Air
murni mempunyai pH 7 ). Makin rendah pH air hujan tersebut , makin berat
dampaknya bagi mahluk hidup.
2.
Sumber
Lehr
et. Al ( 2005) membagi 3 jenis polutan utama yang menyebabkan terjadinya hujan
asam yaitu sulfur dioksida(SO2), nitrogen oksida (NOx) dan volatile
organic compounds (VOCs) atau zat-zat organic yang mudah menguap. Sumber dari
kandungan sulfur alami diudara sebagian besar sekitar 25% sampai 30% berasal
dari letusan gunungapi seperti di El Chichon tahun 1982 atau Gunung Pinatubo
pada tahun 1991. Hidrokarbon juga dapat menyebabkan hujan asam, asam
karboksilik, HCOO, dan asam metilkarboksilik, CH3CO, merupakan hasil
dari oksidasi emisi biota laut maupun darat. Selain secara alami gas sulfur
juga berasal dari pembakaran batubara (Tjasyono, 2004, Lehr et. Al, 2005,) dan
berasal dari emisi industri. Pada tahun 1983 United Nations Environment
Programme memperkirakan besarnya sulfur yang dilepaskan antara 80-288
juta ton tiap tahunnya dan sekitar 69 juta ton diantaranya berasal dari
aktivitas manusia.
Nitrogen
oksida (NOr = NO + NO2) selain berasal dari letusan gunungapi, sumber
dari zat ini adalah dari emisi tanah, kilat, pertukaran gas
stratosfer-troposfer, dan pembakaran biomassa. NO merupakan hasil
pembakaran bahan bakar hidrokarbon, baik bahan bakar fosil maupun dari
biomassa. Besarnya oksida nitrogen yang dilepaskan antara 20-90 juta ton
tiap tahunnya dari alam dan sekitar 24 juta ton diantaranya berasal dari
aktivitas manusia. Amoniak dihasilkan dari emisi pupuk. Sumber-sumber pencemar
ini berasal dari pembuangan asap mesin (kendaraan bermotor dan stasiun
pembangkit energy) dan pembakaran biomassa (Tjasyono, 2004). Produksi N2O
(termasuk CO2, HNO3, dan CH4) dapat
menyebabkan dampak lain yaitu efek rumah kaca dimana N2O memiliki
masa tinggal lebih dari 150 tahun di atmosfer sebelum terurai (Crutzen, 1987
dalam Lehr et. Al ( 2005).
3.
Pembentukan
Fenomena Hujan Asam
Hujan asam terdiri
dari berbagai macam ion baik anion maupun kation. Kondisi keseimbangan ionnya
adalah
[H]
+ [Nat] + [Na4] + 2[Ca2] = 2[SO421 + 2[S032] + [NOfl + [C1] + [OH] + [HCO3] +
2[CO32]
Hal
utama yang mempengaruhi pH hujan adalah karbon dioksida (CO2) dalam bentuk asam
karboksilik dalam air. Reaksi karbon dioksida adalah sebagai berikut
CO2
gas + H20 –> H2CO3 (2)
H2CO3
–>HCO3 + H (3)
HCO3
–>CO3 + H
Emisi SO2, NO, dan
NH3 merupakan transformasi dari bentuk gas kemudian larut dalam air hujan
dimana terjadi reaksi kimia antara gas dan air. Sulfur dioksida
ditransformasikan sebagai berikut:
SO2+OH
–> HOSO2
Dalam bentuk cair,
reaksi lain dapat terjadi. Contohnya:
SO2
+ H2O SO2 x H2O (14)
SO2
x H2O–> HSO3 + H (15)
HSO3
–> S032- + H
Nitirit oksida (NO)
sangat cepat beroksidasi menjadi NO2, khususnya ketika bereaksi dengan ozon:
NO
+O3–>NO2 +O2
Dari situ terlihat
bahwa NO mengalami trasnformasi menjadi asam nitrit ketika bereaksi dengan
hidroksida
NO2+OH–>HNO3
4.
Cara Pengukuran
Hujan
asam diukur menggunakan skala pH, air murni memiliki pH sekitar 7 sedangkan
hujan yang normal bersifat agak asam karena adanya kandungan karbon dioksida
yang terlarut didalamnya sehingga pH-nya sekitar 5,5. Pengukuran hujan asam
dapat menggunakan botol, kemudian air hujan ditampung dalam botol tersebut.
Dengan menggunakan indicator pH maka tingkat kebasaan maupun keasaman hujan
dapat diketahui. Jika ingin mengetahui pengaruh hujan asam pada batuan sesuatu
yang dapat dilakukan adalah menampung air hujan pada botol dengan corong
terbalik, kemudian air yang tertampung diteteskan pada batuan yang diuji.
Pengujian dapat dilakukaan pada batuan beku dan batuan sedimen. Sebagai contoh
batuan beku yang diambil untuk sampel adalah batu andesit sedangkan batu
sedimen berupa batu gamping. Sifat batu granit yang sudah asam maka ketika
terkena tetes air hujan yang asam, batu tersebut tidak ikut terlarut.
Sebaliknya, pada batu gamping yang memiliki sifat basa, maka batu gamping akan
terlarut dan air yang melarutkan batu tersebut menjadi keruh.
5.
Cara Pencegahan
Di Amerika Serikat, banyak pembangkit tenaga
listrik tenaga batu bara menggunakan Flue gas desulfurization (FGD)
untuk menghilangkan gas yang mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai
contoh FGD adalah wet scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat
dan negara-negara lainnya. Wet scrubber pada dasarnya adalah tower yang
dilengkapi dengan kipas yang mengambil gas asap dari cerobong ke tower
tersebut. Kapur atau batu kapur dalam bentuk bubur juga diinjeksikan ke dalam
tower sehingga bercampur dengan gas cerobong serta bereaksi dengan sulfur dioksida
yang ada, Kalsium karbonat dalam batu kapur menghasilkan kalsium sulfat ber pH
netral yang secara fisik dapat dikeluarkan dari scrubber. Oleh karena
itu, scrubber mengubah polusi menjadi sulfat industri.Di beberapa area,
sulfat tersebut dijual ke pabrik kimia sebagai gipsum bila kadar kalsium
sulfatnya tinggi. Di tempat lain, sulfat tersebut ditempatkan di land-fill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar