A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari
bahasa latin, yaitu bio (hidup), tehnos (teknologi=penerapan) dan
logos (ilmu) yang berarti ilmu yang menerapkan prinsip-prinsip biologi.
Jadi, sebenarnya bioteknologi bukan suatu disiplin ilmu, melainkan suatu ilmu
terapan. Menurut Sardjoko (1991), bioteknologi adalah proses-proses biologi
oleh mikroorganisme yang dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Bioteknologi bisa diartikan suatu
pemanfaatan makhluk hidup atau rekayasa organisme sistem atau proses biologis
untuk menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi manusia yang menghasilkan
suatu barang, atau dapat dikatakan pemanfaatan prinsip-prinsip ilmiah dengan
menggunakan makhluk hidup untuk menghasilkan produk bagi kepentingan manusia.
Istilah bioteknologi merupakan teknologi yang menggunakan bahan
hayati atau sejenisnya guna menghasilkan barang atau jasa dalam skala industri
sebagai sarana pemenuhan kebutuhan manusia. Definisi tersebut merupakan
definisi dari bioteknologi secara tradisional atau konvensional.
Adapun definisi
bioteknologi modern menyatakan bahwa istilah bioteknologi merupakan teknologi
yang menggunakan bahan hayati yang telah direkayasa secara invitro guna
menghasilkan barang atau jasa dalam skala industri sebagai sarana pemenuhan
kebutuhan manusia.
Berdasarkan dua
pengertian bioteknologi tersebut, maka bioteknologi adalah penggunaan biokimia,
mikrobiologi, dan rekayasa genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang
atau lainnya bagi kepentingan manusia. Biokimia mempelajari struktur kimiawi
organisme. Adapun rekayasa genetika adalah aplikasi genetik dengan
mentransplantasi gen dari satu organisme ke organisme lain. Ciri-ciri utama bioteknologi sebagai berikut.
a. Adanya agen biologi berupa mikroorganisme,
tumbuhan, atau hewan.
b. Adanya pendayagunaan secara teknologi dan
industri.
c. Produk yang dihasilkan adalah hasil
ekstraksi dan pemurnian.
Berbagai
kebutuhan manusia telah terpenuhi dengan adanya bioteknologi tersebut, di
antaranya penyediaan berbagai jenis makanan, seperti tempe, brem, keju, roti,
kecap, dan berbagai jenis minuman, seperti anggur, sake, bir, yogurt, dan
vitamin. Selain dalam bidang pangan tersebut, bioteknologi juga diterapkan
dalam bidang kesehatan (misalnya untuk menghasilkan obatobatan), di bidang
pertanian (misalnya untuk menghasilkan pupuk, untuk mendapatkan bibit tanaman
yang bervarietas unggul dan tahan hama), dan di bidang yang lainnya.
Menurut
Perhimpunan Bioteknologi Eropa, bioteknologi diartikan sebagai penggunaan
biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa kimia secara terpadu dengan tujuan untuk
penerapan teknologi dari kapasitas mikroba dan sel-sel jaringan yang dibiakkan.
Dalam penerapan yang lain, bioteknologi saat sekarang biasa untuk rekayasa
genetik. Rekayasa genetic merupakan usaha mengubah atau memanipulasi bahan atau
materi genetik organisme secara invitro dengan menambah, mengganti, mengurangi,
atau memodifikasi gen sehingga didapatkan organisme dengan ciri kemampuan yang
baru.
Gen-gen yang digunakan untuk rekayasa genetik
dapat berasal dari organisme sejenis atau organisme yang berbeda jenis tanpa
mengenal batas spesies. Rekayasa genetic dilakukan dengan cara yang disebut
teknik rekombinan DNA. Teknik ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan
peralatan yang canggih.
B. Jenis-Jenis Bioteknologi
Apabila kita kaji
bersama, sebenarnya bioteknologi sudah diterapkan sejak dahulu, misalnya adanya
minuman sejenis bir dan anggur. Minuman ini merupakan minuman yang berasal dari
proses fermentasi (peragian) dari penggunaan jasad hidup seperti bakteri dan
jamur. Penggunaan bakteri dan jamur ini dimanfaatkan dengan kemampuan
metabolismenya untuk mensintesis suatu produk tertentu yang bermanfaat bagi
manusia.
Bioteknologi tradisional merupakan
bioteknologi yang memanfaatkan mikroba, proses biokimia dan proses genetik
secara alami, misalnya mutasi dan rekombinasi genetik. Tahukah Anda bahwa
aplikasi bioteknologi tradisional mencakup berbagai aspek kehidupan manusia,
yaitu aspek pangan, peternakan, pertanian, kesehatan dan pertambangan.
1. Pangan
Berikut ini contoh dari bioteknologi tradisional di bidang pangan,
antara lain sebagai berikut.
a.
Tempe, bahan dasar dari kedelai,
merupakan hasil fermentasi dari jamur Rhizopus.
b.
Tape, bahan dasarnya singkong atau
beras ketan, merupakan hasil fermentasi dari Saccharomyces cereviceae.
c.
Kecap, bahan dasarnya kacang kedelai
hasil, fermentasi dari jamur Aspergillus.
2. Peternakan
Pada bidang peternakan misalnya:
a.
hasil mutasi alam yang menghasilkan
domba ankon, yaitu domba yang berkaki pendek dan bengkok;
b.
sapi Jersey yang dapat menghasilkan
susu dan kandungan krim yang lebih bagus.
3. Pertanian
Beberapa contoh bioteknologi tradisional di bidang pertanian
adalah:
a. Tanaman Hidroponik dan Aeroponik
Semakin
sempitnya lahan pertanian, mendorong akal pikiran manusia untuk mendapatkan
cara bercocok tanam yang tidak memerlukan tanah sebagai medianya. Cara bercocok
tanam ini dinamakan hidroponik. Pada mulanya teknik hidroponik
diperkenalkan oleh W.E. Gericke dari Universitas California Amerika pada tahun 1929 yang
berhasil menggunakan media air sebagai pengganti tanah untuk bercocok tanam.
Selain air sebagai media tanam, dapat juga digunakan genting, pasir, kerikil,
kertas dan lain-lain, yang disiram dengan larutan nutrien yang diperlukan
tanaman. Bagaimana hasil pengamatan Anda setelah melihat penanaman hidroponik?
Makanan atau nutrisi tumbuhan hidroponik diperoleh dari zat anorganik yang
dialirkan melalui pipa air. Tanaman dapat juga ditempatkan di atas bak
penampung nutrisi sehingga akar tanaman dapat menyerap nutrisi dari bak. Jadi,
akar akan selalu terendam cairan nutrisi.
Keuntungan apa saja yang diperoleh dari penanaman secara
hidroponik?
1)
Sistem hidroponik lebih praktis dan produktif karena memanfaatkan
ruangan yang sempit (bukan kebun) atau untuk menyiasati daerah atau tempat yang
tidak dapat ditanami. Cara menanam dengan sistem ini dapat dilakukan di mana
pun dan akan diperoleh tanaman yang sebanyak- banyaknya, serta tidak bergantung
pada musim karena dikelola secara khusus.
2)
Penggunaan pupuk lebih efektif dan berdaya guna, yaitu dapat
dilakukan secara tepat dan tidak boros karena pada bercocok tanam di lahan
pertanian biasa, tanah sering merembeskan sebagian dari pupuk yang diberikan ke
tempat lain menjauhi tanaman sehingga perhitungan pemberian pupuk bisa meleset.
3)
Bebas dari serangan hama dan penyakit yang berasal dari tanah,
termasuk gulma di dalam tanah.
4)
Mutu buah dan tanaman yang dihasilkan lebih baik.
Bagaimana cara
pelaksanaan sistem dengan hidroponik?
1)
Penanaman teknik hidroponik dapat dilakukan di dalam pot-pot
dengan media pasir, bata merah yang dihaluskan dan steril atau arang sekam
2)
Bibit tanaman diambil dari tempat pembibitan di kebun biasa,
tanah yang melekat pada tanaman tersebut dibuang dengan hati-hati agar tidak
sampai merusak dan melukai akar-akarnya. Kemudian akar tersebut dicuci dengan
air pada suatu bak sampai benar-benar bersih.
3)
Bibit tersebut siap ditanam di dalam pot hidroponik yang telah
disiapkan dengan ditimbuni pasir atau kerikil-kerikil kecil sampai setinggi
pangkal akar tanaman tersebut. Pasir atau kerikil tersebut perlu dijaga
kelembabannya terus-menerus dengan jalan disemprot dengan air biasa. Sebaiknya
jangan diberi pupuk terdahulu agar keadaan akar menjadi segar kembali karena
untuk menjaga akar yang terluka.
4)
Penyemprotan dilakukan terus-menerus dengan air biasa agar
tetap lembap selama 2-3 minggu.
5)
Selanjutnya tanaman disiram dengan larutan yang mengandung
pupuk, penyiraman dengan air biasa tetap dilakukan untu menjaga kelembapan
pasir atau kerikil dan kira-kira seminggu sekali perlu ditambahkan larutan
mineral yang mengandung pupuk anorganik.
6)
Tempat penanaman dapat digunakan pot hidroponik atau dalam
bentuk kantong-kantong plastik. Sistem pengairannya dapat menggunakan pipa
plastik atau pipa pralon berlubang yang dipasang di atas deretan tanaman. Dapat
juga langsung disiramkan pada tanaman dalam pot hidroponik dengan periode waktu
tertentu
7)
Untuk menjaga kesterilan kebun hidroponik dari serangan hama
atau penyakit dari luar, sebaiknya ditutup dengan plastik dibentuk seperti
rumah kaca.
Cara
bercocok tanaman aeroponik sama seperti sistem hidroponik, perbedaannya di
dalam aeroponik tanaman tidak diberi media untuk tumbuhnya akar, melainkan
dibiarkan terbuka, menggantung pada suatu tempat yang dijaga kelembapannya.
Akar dan tubuh tanaman disemprot dengan larutan pupuk yang mengandung nutrisi.
Tanaman mengisap nutrisi melalui tubuh dan akar. Tumbuhan lebih banyak bernapas
melalui akar, jika akar tidak masuk dalam media dan dibiarkan terbuka maka
pengambilan oksigen menjadi lebih lancar. Akibatnya, metabolisme tumbuhan lebih
cepat dan hal ini akan mempercepat pertumbuhannya. Melalui aeroponik ini air
dan pupuk dapat dihemat.
b.
tanaman jenis mustard alami yang diteliti
yang dapat menghasilkan tanaman, kubis, kembang kol, dan lain sebagainya.
c.
Biofeltilizer, tanaman kedelai
dan plong-polongan dapat menghasilkan pupuk nitrogen sendiri melalui proses
fiksasi nitrogen. Proses ini melibatkan bakteri Rhyzobium leguminosarum yang bersimbiosis
pada akar tanaman. Dkisini bakteri menangkap nitrogen dari atmosfer lalu secara
biokimia mengubahnya menjadi nitrogen yangh larut dalam air. Nitrogen dalam
bentuk ini sangat esensial bagi tanaman untuk meningkatkan kuantitas dan
kualitas hasil panen.
d.
Tanaman yang bersifat seragam dan
berjumlah banyak hasil teknik kultur jaringan. teknologi ini
memamfaatkan sifat totipotensi,yaitu kemampuan sel untuk berkembang menjadi
satu individu utuh. Teknologi ini mampu menghasilkan bibit tanaman dalam jumlah
banyak dan waktu singkat.
4. Kesehatan
Di bidang kesehatan, misalnya:
a.
Antibiotik, merupakan hasil
isolasi dari bakteri dan jamur yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Antibiotic merupakan zat
kimia yang dihasilkan drai jamur yang dapat menghambat pertumbuhan atau
membunuh bakteri atau mikroorganisme lain.
5. Pertambangan
Bakteri Thiobaccilus ferooxidans digunakan untuk melepaskan tembaga dari
bijihnya. Mikroorganisme ini juga dapat digunakan untuk mengekstrak mineral dan
bijih yang berkadar rendah.
Bioteknologi
modern merupakan penerapan prinsip bioteknologi yang berdasarkan pada
prinsip-prinsip ilmiah. Bioteknologi modern melibatkan mnipulasi terhadap
susunan gen dalam kromosom organism, oleh karena itu bioteknologi modern juga
dikenal dengan istilah rekayasa genetika. Dalam rekayasa genetika terdapat tiga
prinsip dasar sebagai berikut :
a.
DNA Rekombinan
Teknologi rekombinan DNA ini dapat
dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut.
1)
Pelacakan DNA target dari organisme donor untuk diekstraksi.
Selanjutnya, DNA target dipotong secara enzimatik dan diligasi (digabungkan) ke
DNA yang lain (vektor kloning) untuk membentuk DNA rekombinan (DNA insert contruct).
2)
Vektor dengan insert ini, kemudian dipindahkan dan dipelihara di
dalam sel inang. Pemasukan DNA ke sel inang/bakteri dikenal dengan istilah
transformasi.
3)
Sel-sel inang yang dapat mengalami transformasi kemudian
dipisahkan dan diisolasi dari sel-sel yang tidak mengalami transformasi, serta
ditumbuhkan.
4)
Jika diperlukan, DNA rekombinan (DNA) tersebut dapat
dimanipulasi untuk meyakinkan bahwa produk protein yang dikodekan oleh DNA klon
diproduksi oleh sel inang.
Pembentukan DNA rekombinan, dimulai dari
pemotongan dengan enzim-enzim endonuklease restriksi (endonuklease = enzim yang memotong/mencerna DNA, restriksi memotong untai DNA pada posisi/urutan basa
N spesifik) sampai dengan digabungkan dan terbentuk DNA rekombinan. Enzim-enzim
tersebut ditemukan di dalam bakteri dan secara normal digunakan untuk
melindungi dirinya sendiri dari infeksi virus. Enzim tersebut akan memotong DNA
bervirus menjadi potongan-potongan yang tidak membahayakan tanpa melakukan
perusakan pada DNA bakterinya sendiri.
b.
Fusi Protoplasma
Fusi protoplasma adalah penggabungan dua
sel dari jaringan yang sama atau dua sel dari organisme yang berbeda dalam
suatu medan listrik. Prinsip ini dapat dilakukan pada sel tumbuhan maupun sel
hewan. Fusi protoplasma pada tumbuhan diawali dengan menyiapkan protoplasma.
Tahap selanjutnya, mengisolasi prtoplasma sel yang telah dipersiapkan.
Protoplasma diisolasi dengan cara menghilangkan dinding selnya. Setelah itu,
protoplasma diuji viabilitasnya (aktifitas hidup) dengan melihat aktivitas
organelnya. Fusi protoplasma dilakukan dalam suatu medan listrik. Setelah
sel-sel mengalami fusi, protoplasma hasil fusi tersebut diseleksi. Protoplasma
yang terseleksi kemudian dibiakkan.
c.
Kultur Jaringan
Teknik pengembangbiakan secara vegetatif pada organisme makin
canggih. Hal ini sejak ditemukannya teknik klon, yaitu produksi suatu organisme
dari satu sel tunggal yang diambil dari tubuh sel tumbuhan atau hewan. Sel
tunggal ini merupakan somatik dan bukan sel kelamin sehingga sel ini mengandung
dua perangkat kromosom. Jadi, sel ini memiliki semua informasi genetik yang
diperlukan untuk menghasilkan suatu individu yang lengkap pada saat dirangsang
untuk tumbuh. Teknik peng-klon-an pada sel tumbuhan dirasakan lebih mudah dibandingkan dengan
sel hewan, karena sel tumbuhan memiliki sifat yang lebih sederhana. Sel
tumbuhan juga memiliki sifat totipotensi, yaitu kemampuan untuk membentuk tubuh secara
lengkap dengan akar, batang, dan daun.
Totipotensi pertama kali dikenalkan oleh G. Haberlandt seorang
ahli fisiologi Jerman. Selanjutnya, diperkuat oleh F.C. Steward yang berhasil
membuktikan totipotensi
dari
satu sel wortel yang dikultur pada medium tertentu dan kemudian menghasilkan
tanaman wortel yang utuh dan lengkap.
Totipotensi dikembangkan sebagai dasar dalam
mengembangkan tumbuhan secara invitro atau kultur jaringan, yaitu mengembangbiakkan tumbuhan secara
vegetatif dengan menggunakan sebagian jaringan pada media tertentu. Media yang
dimaksudkan adalah media yang harus mengandung semua kebutuhan yang diperlukan
seperti unsur makro, mikro, sumber karbohidrat, zat pengatur tumbuh, vitamin, dan
bahan organik lainnya. Beberapa keuntungan dari penggunaan kultur jaringan
sebagai berikut.
1)
Propagasi klonal, yaitu didapatkannya turunan secara genetik
yang identik dengan induknya atau seragam dalam jumlah yang besar.
2)
Dapat dipergunakan sebagai pemuliaan tanaman, seperti seleksi,
kultur anther
atau
polen, kultur protoplas, dan fusi protoplas.
3)
Dapat diperoleh tumbuhan yang bebas dari virus, karena
menggunakan eksplan yang benar-benar bebas virus.
4)
Metabolisme sekunder, yaitu sifat totipotensi yang tidak terbatas pada struktur, tetapi
menyangkut kemampuan mensintesis bahan kimia alami.
5)
Dipergunakan untuk pelestarian plasma nutfah.
Seperti halnya
bioteknologi tradisional, bioteknologi modern juga mencakup berbagai aspek
kehidupan, yaitu aspek pangan, peternakan, pertanian, dan kesehatan.
1. Pangan
Beberapa
contoh hasil bioteknologi modern adalah sebagai berikut.
a.
Fusi sel tumbuhan sering disebut dengan fusi
protoplasma karena dalam fusi sel antar tumbuhan ini dinding sel tumbuhan yang
tersusun atas selulosa harus dihancurkan oleh enzim terlebih dahulu, maka
tinggallah protoplasma untuk difusikan. Misalnya, tanaman tomato, yaitu tanaman
baru yang berbuah tomat dan berumbi kentang.
·
Kentang hasil mutasi genetik yang mempunyai kadar pati dapat
mengikat 20% lebih tinggi daripada biasa
·
Tomat hasil dari manipulasi genetik sehingga tidak cepat
matang, tahan lama, dan tidak cepat membusuk.
b.
Sebagai sumber protein, organisme penghasil PST mempunyai beberapa
keunggulan. Keunggulan tersebut terletak pada kemampuan perkembangbiakan yang
cepat dan relative mudah, serta mempunyai konversi protein yang tinggi
disbanding sumber protein yang lain. PST mempunyai kadar protein lebih tinggi
bila dibandingkan kadar protein kedelai. Keunggulan lainnya yaitu substrat yang
digunakan sebagai medium tumbuh mikrobia penghasil PST ini dapat memanfaatkan
limbah. Beberapa contoh mikrobia yang dapat digunakan sebagai PST yaitu Saccharomyces cerevisiae dan Candida utilis. Mikrobia ini dapat dibiakkan dalam skala besar (industri).
Protein yang dihasilkan oleh mikrobia ini mengandung asam nukleat tinggi, namun
tubuh manusia kurang memiliki enzim untuk memetabolismenya. Hal ini cenderung
menimbulkan reaksi yang merugikan pada saluran pencernaan manusia. PST dari
mikrobia ini (S.
cerevisiae dan C. utilis) sering digunakan sebagai suplemen makanan
ternak. Mikrobia lain yang digunakan sebagai sumber PST yaitu Spirulina. Spirulina termasuk Cyanobacteria (ganggang biru) yang dapat berfotosintesis
sehingga sangat menguntungkan sebagai sumber makanan. Spirulina telah digunakan selama berabad-abad dalam
bentuk kering oleh bangsa Aztec di Meksiko.
2. Peternakan
Beberapa
contoh bioteknologi modern bidang peternakan.
a.
Ternak unggul hasil dari manipulasi
sehingga menghasilkan daging dan susu yang unggul pula.
Para peternak biasa
memasukkan biosuplemen ke dalam pakan ternak. Probiotik merupakan mikrobia yang
dapat meningkatkan kesehatan ternak dan mempermudah penyerapan dalam saluran pencernaan
ternak. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah mempu memproduksi
biosuplemen probiotik yang diberi nama PSc. PSc telah diujikan terhadap sapi
potong dan sapi perah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hasil pengujian
menunjukkan adanya kenaikan produksi daging sapi potong dan produksi susu pada
sapi perah.
b.
Transfer inti pada hewan yang
berhasil dilakukan contohnya pengklonaan Domba Dolly. Pada domba dolly inti sel
tubuh diambil dari jaringan kelenjar susu domba bermuka putih. Ovum diambil
dari domba betina bermuka hitam yang telah dirusak intinya sehingga menjadi
ovum tak berinti. Inti sel tubuh domba muka putih dimasukkan kedalam ovum domba
muka hitam. Setelah dipelihara dalam wadah hingga mencapai fase blastula,
kemudian dimasukkan kedalam uterus domba muka hitam. Maka domba muka hitam
mengandung embrio domba muka putih. Domba dolly tidak lahir karena persatuan
sperma dan ovum kedua orangtuanya. Ia lahir karena transplantasi inti dari
domba muka putih kedalam ovum domba muka hitam yang sama-sama betina. Jadi, di
dalam tubuh domba dolly tersimpan materi genetic yang idenik dengan materi
genetic domba muka putih. Dolly adalah hasil cloning domba muka putih. Dolly
disebut hasil reproduksi transeksual.
3. Pertanian
Beberapa
contoh hasil dari bioteknologi modern di bidang pertanian adalah sebagai
berikut.
a.
Kapas setelah gennya dimanipulasi dapat resisten terhadap
serangan penyakit gen tertentu
Rekayasa
genetika dalam bidang tanaman dilakukan dengan mentransfer gen asing ke dalam
tanaman. Hasil rekayasa genetika pada tanaman seperti ini disebut tanaman transgenik. Pernahkah kamu berpikir bahwa sepotong
jagung dan sebuah tomat dapat menyembuhkan penyakit? Atau hanya dengan memakan
pisang kita dapat melindungi diri dari hepatitis?
Prodi gene Inc.
of College station, Texas menjadi perusahaan pertama yang berhasil memodifikasi
tanaman untuk menghasilkan protein tertentu yang berfungsi sebagai obat.
Protein tersebut adalah trypsin, insulin, dan obat penting lainnya yang akan
dimasukkan ke dalam jagung. Mereka juga mengujinya pada kentang, tomat dan
wortel untuk menghasilkan vaksin hepatitis B. Para peneliti juga memodifikasi
tomat, bayam, dan melon untuk menghasilkan vaksin rabies. Kedelai transgenik
muncul menjadi obat untuk herpes. Sebuah tim ilmuwan dari Purdue University dan
Departemen Pertanian AS (USDA) telah mengembangkan tomat yang tiga setengah
kali lebih banyak mengandung lycopene dan antioksidan untuk melawan kanker.
Kemajuan ini sangat penting dan dalam kenyataan jumlah tanaman transgenik yang
diproduksi setiap tahun semakin meningkat.
b.
tanaman anti serangga, tanaman yang
tahan terhadap serangan hama serangga dapat diperoleh melalui proses
transplantasi gen. Caranya dengan mengisolasi plasmid Ti dari bakteri Agrobacterium tumefaciens. Selanjutnya,
plasmid disisipi sdengan gen delta endotoksin Bacillus thuringensis. Plasmid akan memasukkan gen delta endotoksin
ke dalam kromosom sel tumbuhan. Sel-sel tumbuhan yang sudah mengandung gen
delta kemudian ditumbuhkan dengan metode kultur jaringan. Tanaman yang
dihasilkan akan mampu memproduksi protein delta endotoksin sehingga serangga
yang memakan tanaman tersebut akan mati akibat keracunan.
4. Kesehatan
Beberapa
contoh hasil dari bioteknologi modern di bidang kesehatan adalah:
a.
Selain digunakan untuk memproduksi hormon maupun enzim, teknologi
DNA rekombinan juga digunakan untuk membuat vaksin. Pada aplikasi
ini, secara garis besar beberapa mikroorganisme digunakan untuk menghambat
kemampuan mikroorganisme pathogen (penyebab penyakit).
Mikrobia menjadi
suatu bibit penyakit dalam tubuh apabila mikrobia tersebut menghasilkan senyawa
toksik bagi tubuh manusia. Selain itu, bagian-bagian tubuh mikrobia seperti
flagel dan membran sel juga dapat menimbulkan penyakit. Hal ini karena
bagian-bagian tersebut kemungkinan terdiri dari protein asing bagi tubuh.
Senyawa dan protein asing ini disebut antigen.
Gen yang mengkode
senyawa penyebab penyakit (antigen) diisolasi dari mikrobia yang bersangkutan.
Kemudian gen ini disisipkan pada plasmid mikrobia yang sama, tetapi telah
dilemahkan (tidak berbahaya). Mikrobia ini menjadi tidak berbahaya karena telah
dihilangkan bagian yang menimbulkan penyakit, missal lapisan lendirnya.
Mikrobia yang telah disisipi gen ini akan membentuk antigen murni. Bila antigen
ini disuntikkan pada manusia, sistem kekebalan manusia akan membuat senyawa
khas yang disebut antibodi. Munculnya antibodi ini akan mempertahankan tubuh
dari pengaruh senyawa asing (antigen) yang masuk dalam tubuh.
Indonesia juga
memanfaatkan bioteknologi untuk membuat vaksin flu burung. Baru-baru ini para
ahli dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB bekerja sama dengan Shigeta
Pharmaceutical, sebuah perusahaan farmasi dari Jepang telah berhasil menemukan
vaksin untuk penyakit yang meresahkan masyarakat ini. Vaksin ini diberi nama
Bird CLOSE 5.1. Vaksin ini diperoleh melalui rekayasa genetika dari virus
penyebab flu burung H5N1 yang dikawinkan dengan virus influenza Puerto Rico
yang dapat tumbuh dengan pesat. Virus yang dijadikan sampel dalam pembuatan
vaksin ini yaitu virus H5N1 yang ditemukan di daerah Legok, Tangerang, Banten.
Zat-zat berbahaya dari virus ini dihilangkan kemudian virus ini
dikembangbiakkan dengan cepat. Virus yang sudah tidak berbahaya inilah yang
digunakan sebagai vaksin.
b.
Teknologi pembuatan antibodi monoclonal diperkenalkan
oleh Kohler dan Milstein pada tahun 1975. Mereka dapat menunjukkan bahwa sel limfosit
penghasil antibodi dapat difusikan dengan sel myeloma (kanker). Teknologi ini
menggunakan prinsip fusi protoplasma. Fusi ini menghasilkan sel-sel yang dapat
menghasilkan antibodi sekaligus dapat memperbanyak diri secara terus-menerus
seperti pada sel-sel kanker. Sel-sel ini menghasilkan antibodi monoclonal.
Secara sederhana
pembuatan antibodi monoclonal sebagai berikut. Kelinci atau tikus terlebih
dahulu diinjeksi dengan antigen kemudian limfanya (tempat pembuatan sel darah
putih) diambil. Sel-sel limfa ini kemudian difusikan dengan sel mieloma (sel
kanker) melalui elektrofusi. Elektrofusi adalah fusi secara elektris dengan frekuensi tinggi yang menyebabkan
sel-sel tertarik satu sama lain dan akhirnya bergabung (fusi). Sel-sel yang
melakukan fusi kemudian diseleksi untuk mengidentifikasi sel gabungan tersebut.
Sel-sel ini kemudian diinjeksikan ke tubuh hewan. Sel-sel gabungan ini akan
membentuk antibodi dalam tubuh hewan.
Sel gabungan ini
dapat dibiakkan ke dalam suatu kultur sehingga menghasilkan antibodi dalam
jumlah besar. Antibodi monoklonal dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan
hormon korionik gonadotropin dalam urine wanita hamil. Dengan demikian, cara
ini dapat untuk mendeteksi adanya kehamilan.
c.
Pembuatan insulin. Pembuatan
insuliun secara rekayasa genetika, mula-mula gen manusia penghasil insulin
diisolasi dari kromosom. Plsmid dari bakteri dikeluarkan dari bakteri. Gen
penghasil insulin disisipkan pada plasmid bakteri. Plasmid yang telah
mengandung gen insulin manusia lalu dikultur bersama-sama sel bakteri Escherecia coli sehingga bakteri
tersebut megandung plasmid rekombinan. Gen penghasil insulin manusia tersebut
dapat mengarahkan sel E. coli untuk mengahsilkan insulin. Insulin yang
diperoleh dapat digunakan untuk mengobati penyakit diabetes.
d.
Interferon merupakan sel-sel
tubuh yang mampu menghasilkan senyawa kimia yang dapat membunuh virus. Produksi
interferon dilakukan melalui rekayasa
genetika.
e.
Bayi tabung
Teknologi mutakhir lain dalam bidang
reproduksi adalah pembuatan bayi tabung. Sudah tidak asing lagi bukan? Apakah
sebenarnya bayi tabung? Apakah bayi yang dibuat di dalam tabung? Ternyata
bukan. Istilah bayi tabung sebetulnya digunakan karena proses pembuahan tidak
terjadi sebagaimana “lazimnya”, yaitu di dalam tubuh ibu, melainkan terjadi di
luar tubuh. Pembuahan tersebut tepatnya terjadi di dalam sebuah tabung yang
telah dipersiapkan sedemikian rupa di laboratorium. Dengan kata lain,
bertemunya sperma dan sel telur tidak terjadi secara alamiah, tetapi dengan
campur tangan ahli (dokter). Tabung tersebut dibuat sedemikian rupa, baik suhu
dan situasinya, hingga menyerupai pembuahan di dalam rahim. Prosedur ini
disebut “fertilisasi in vitro”. Mula-mula dengan alat bantu khusus, sel telur
wanita yang baru saja mengalami ovulasi, diambil. Proses selanjutnya adalah
melakukan pembuatan dengan spermatozoa yang sudah disiapkan untuk kemudian
diimasukkan ke dalam tabung yang suasananya sama persis dengan rahim. Setelah
terjadi pembuahan, hasil pembuahan tersebut dipelihara kurang lebih 3 hari di
dalam tabung (diinkubasi). Kemudian dimasukkan ke dalam rahim sang ibu hingga
melahirkan. Di Indonesia, sejak lahirnya bayi tabung pertama yang lahir di
Makmal Terpadu Imunoendrokrinologi FKUI dan RSAB Harapan Kita pada tahun 1988
program ini segera banyak diminati oleh pasangan suami istri yang sudah rindu
mendapatkan keturunan. Banyak faktor yang menyebabkan tidak terjadi kehamilan
antara lain: ada infeksi dan penyumbatan pada saluran reproduksi, gangguan
kontraksi uterus, tidak terjadi ovulasi, kelainan letak uterus maupun bentuk
uterus. Adapun kelemahan-kelemahan pria yang tidak mampu membuat kehamilan,
antara lain: impotensi, kualitas sperma dan jumlah sperma kurang, serta adanya
infeksi pada saluran reproduksi. Tonggak sejarah bayi tabung sebenarnya adalah
sejak dilahirkannya, Louis Brown di Inggris pada tahun 1978. Sepuluh tahun
kemudian tepatnya tanggal 2 Mei 1988 lahir Nugroho Karyanto di RSAB Harapan
Kita Jakarta.
5. Lingkungan
a.
Penanganan pencemaran lingkungan
Mikroorganisme untuk mengatasi pencemaran
lingkungan, yaitu:
1)
Pseudomonas putida dapat mencerna minyak bumi pada kasus
pencemaran air laut oleh pengeboran minyak lepas pantai
2)
Bacillus subtilis dapat mengimobilisasi logam berat pada limbah
industry yang banyak mengandung logam berat.
b.
Pembuatan biogas
Biogas merupakan gas yang berasal dari
hasil fermentasi senyawa organic oleh bakteri. Bahan-bahan organic seperti
limbah dapur, kotoran hewan, dan sisa-sisa pertanian dapat dimanfaatkan untuk
produksi biogas melalui proses fermentasi menggunakan mikroorganisme tertentu
dalam keadaan aerob.
C.
Dampak
Bioteknologi
1.
Dampak Positif
a.
Bioteknologi dapat mengatasi kekurangan bahan makanan (misal
protein dan vitamin). Dengan bioteknologi bahan makanan diproduksi secara lebih
cepat tanpa memerlukan ruangan luas (misal memproduksi sel tunggal)
b.
Membantu mengatasi masalah kesehatan dengan menyediakan
obat-obatan, antibody, interferon, hormone insulin, dan produk lain untuk
memberantas penyakit secara lebih murah.
c.
Menyediakan berbagai senyawa organic seperti, alcohol, asam
asetat, gula, bahan makanan, protein, lemak, dan vitamin.
d.
Menyediakan energy , misalnya biogas.
e.
Memperbaiki lingkungan (misal bakteri pencerna limbah)
f.
Mengatasi kesulitan memperoleh keturunan (misal dengan bayi
tabung)
g.
Memperoleh bibit yang identik dalam jumlah besar dan dalam
waktu yang lebih singkat (misal memproduksi kultur jaringan, hidroponik dan
aeroponik)
2.
Dampak negative
a.
Tidak semua masyarakat menerima bioteknologi, karena mereka
menganggapnya melawan kodrat alam. Padahal sebenarnya, para ahli hanya
mencontoh peristiwa yang terjadi di alam. Misalnya, penggabungan gen terjadi
pada peristiwa fertilisasi yaitu penggabungan gen yang dibawa oleh sel sperma
dengan gen dari sel telur. Bioteknologi yang menimbulkan kontraversi contohnya
bayi tabung, pengklonaan manusia, dan transplantasi organ.
b.
Belum adanya hukum yang dapat mengikuti perkembangan
bioteknologi misalnya hukum tentang nenek yang mengandung cucunya, hukum
tentang pengklonaan manusia, maupun transplantasi organ.
c.
Ada kekhawatiran keterampilan merekayasa gen dimanfaatkan untuk
kejahatan misalnya mengklona manusia untuk kegiatan kejahatan, mengubah gen
bakteri agar menjadi ganas untuk senjata biologis.
d.
Munculnya organism transgenic yang belum diketahui dampaknya.
Organism transgenic dikhwatirkan justru akan dapat mempengaruhi keseimbangan
alam, sulit dikendalikan atau dapat membahayakan keselamatan manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar