Jumat, 02 Januari 2015

Laporan Kuliah Lapangan Karakteristik Pantai Losari

LAPORAN PRAKTIK LAPANG
OSEANOLOGI PENDAHULUAN

KARAKTERISTIK PANTAI LOSARI
      




OLEH
KELOMPOK V
ARAFAH NUR FADILLAH
FITRA IMAM PRATAMA
SULAEMAN
FITRI HANDAYANI




JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pantai Losari adalah salah satu ikon parawisata sekaligus simbol dari kota makassar, ditempat menjadi sumber mata pencaharian dari banyak kalangan, dari yang mencari keuntungan dari berdagang hingga para musisi jalanan menjadi ciri khas dari pusat keramaian tersebut. Tempat ini juga sering dijadikan sebagain tempat berlangsungnya event-event berskala nasional maupun mancanegara oleh karena itu suasana yang indah dan bersih harus selalu terjaga ditempat ini.
Gambar 1. Keindahan Pantai Losari
Kecantikan Pantai Losari , bibir pantai yang memanjang dari selatan di sekitar Pelelangan Ikan, hingga di Tumbak Kayu Bangkoa, sepanjang Jl.Penghibur, meskipun pengerjaan revitalisasinya belum rampung secara keseluruhan ; namun kecantikannya sudah sangat nampak ; baik bila dipandang dari daratan, maupun bila dilihat dari arah laut.
Bila kelak Pantai Losari sudah selesai direvitalisasi seratus persen, maka dapat dipastikan Pantai Losari yang cantik itu akan menjadi pesona Kota Makassar sepanjang zaman. Di masa yang akan datang, dapat diyakini pantai terindah di Sulawesi ini akan membuat para wisatawan mancanegara tergila-gila untuk mengunjunginya.
Data yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Makassar menunjukkan, bahwa Pantai Losari pada sepanjang tahun 2006 sampai akhir tahun 2011 yang lalu, telah dikunjungi oleh wisatawan domestik sebanyak 10.668.719 orang. Sedang wisatawan mancanegara yang telah berkunjung ke Pantai Losari, tercatat sebanyak 145.157 orang. Dan tentu saja ke depan, Pantai Losari akan lebih banyak dikunjungi wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Pantai Losari di masa lalu, punya sejarah yang tak bisa terlupakan oleh warga Kota Makassar dan sekitarnya, bahkan akan selalu dikenang oleh wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara yang ketika itu datang berkunjung ke Pantai Losari.
Oleh karena itu, untuk mengetahui aspek-aspek geologi, fisika, kimia, dan biologi penyusun Pantai Losari maka dilakukanlah pengamatan ini.
B.     Tujuan Pengamatan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah :
1.         Untuk mengetahui morfologi pantai/ pulau, mengenai jenis sedimen penyusun pantai/dasar perairan, topografi serta kondisi fisik lain.
2.         Untuk mengetahui aspek fisik air laut seperti tipe pasang surut, tinggi gelombang, kecepatan arus serta aspek fisik lain.
3.         Untuk mengetahui aspek kimia air laut seperti salinitas.
4.         Untuk mengamati biota yang terdapat di perairan tersebut.
C.     Waktu dan Tempat Pengamatan
Pengamatan ini dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 9 Juni 2012, pukul 07:00-10:00 WITA, bertempat di Anjungan Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan.





BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Faktor yang mempengaruhi suhu permukaan laut adalah letak ketinggian dari permukaan laut (Altituted), intensitas cahaya matahari yang diterima, musim, cuaca, kedalaman air, sirkulasi udara, dan penutupan awan (Hutabarat dan Evans, 1986). Suhu pada daerah tropis relatif stabil karena cahaya matahari lebih banyak mengenai daerah ekuator daripada daerah kutub. Hal ini dikarenakan cahaya matahari yang merambat melalui atmosfer banyak kehilangan panas sebelum cahaya tersebut mencapai kutub. Suhu di lautan kemungkinan berkisar antara -1.87°C (titik beku air laut) di daerah kutub sampai maksimum sekitar 42°C di daerah perairan dangkal.
A.           Suhu
Suhu menurun secara teratur sesuai dengan kedalaman. Semakin dalam suhu akan semakin rendah atau dingin. Hal ini diakibatkan karena kurangnya intensitas matahari yang masuk kedalam perairan. Pada kedalaman melebihi 1000 meter suhu air relatif konstan dan berkisar antara 2°C – 4°C. Suhu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dari daerah pantai menuju laut lepas. Umumnya suhu di pantai lebih tinggi dari daerah laut karena daratan lebih mudah menyerap panas matahari sedangkan laut tidak mudah mengubah suhu bila suhu lingkungan tidak berubah. Di daerah lepas pantai suhunya rendah dan stabil.
B.            Salinitas
Salinitas adalah tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Kandungan garam pada sebagian besar danau, sungai, dan saluran air alami sangat kecil sehingga air di tempat ini dikategorikan sebagai “air tawar”. Kandungan garam sebenarnya pada air ini, secara definisi, kurang dari 0,05%. Jika lebih dari itu, air dikategorikan sebagai “air payau” atau menjadi saline bila konsentrasinya 3 sampai 5%. Lebih dari 5%, ia disebut “brine“.
Sainitas air laut juga mempengaruhi berbagai aspek diantaranya untuk penentuan sedimen dan kandungan mineral dan sebagai indikator arah dan kecepatan arus.
C.           Densitas
Densitas merupakan salah satu parameter terpenting dalam mempelajari dinamika laut. Perbedaan densitas yang kecil secara horisontal (misalnya akibat perbedaan pemanasan di permukaan) dapat menghasilkan arus laut yang sangat kuat. Begitu pula sebaliknya.
Densitas bertambah dengan bertambahnya salinitas dan berkurangnya temperatur, kecuali pada temperatur di bawah densitas maksimum. Densitas air laut terletak pada kisaran 1025 kg m-3 sedangkan pada air tawar 1000 kg m-3. Densitas rata-rata air laut adalah σt = 25. peningkatan densitas air laut juga mempengaruhi stabilitas massa air dan sirkulasinya.
D.           Cahaya
Pada dasarnya, air tidak memiliki warna. Air hanya menyerap cahaya yang kemudian me”refleksi”kannya. Ada dua proses optik utama pada air laut, dan zat terlarut atau tersuspensi dalam air laut, saat berinteraksi dengan cahaya yang masuk dari Matahari. Dua proses ini adalah penyerapan (absorption) dan hamburan (scattering).
Di atmosfer, alasan utama bahwa langit berwarna biru adalah disebabkan oleh hamburan cahaya. Di laut, cara utama air berinteraksi adalah dengan penyerapan cahaya, air menyerap cahaya merah, dan pada tingkat lebih rendah, air juga menyerap cahaya kuning dan hijau, menyebabkan warnanya bisa berubah ubah tergantung kedalaman dan tempatnya. “Warna biru merupakan warna yang paling tidak diserap oleh air, sehingga air nampak berwarna biru”. Singkatnya, semakin dalam kedalaman laut, semakin ia berwarna kebiruan. Berikut adalah diagram yang menunjukkan kedalaman cahaya yang akan menembus di air laut beserta warna yang mengandungnya.


BAB III
CARA KERJA

A.  Pengamatan Aspek Geologi
Cara Kerja pada pengamatan di lapangan yang dilakukan di Pantai Losari mengenai aspek geologi adalah sebagai berikut:
1.        Mengamati benuk morfologi pantai, kemudian membuat catatan mengenai tipe sedimen penyusun pantai/dasar perairan, topografi serta kondisi fisik lain yang teramati.
B.  Pengamatan Aspek Fisika
Cara Kerja pada pengamatan di lapangan yang dilakukan di Pantai Losari mengenai aspek fisika adalah sebagai berikut:
1.        Mengamati aspek fisik air laut seperti tipe pasang surut, tinggi gelombang, kecepatan arus (bila memungkinkan) serta aspek fisik lain pada daerah Pantai Losari.
C.  Pengamatan Aspek Kimia
Cara Kerja pada pengamatan di lapangan yang dilakukan di Pantai Losari mengenai aspek kimia adalah sebagai berikut:
1.        Mengamati aspek kimia seperti mengamati salinitas, dan mengukur salinitas air laut tersebut.
D.  Pengamatan Aspek Biologi
Cara Kerja pada pengamatan di lapangan yang dilakukan di Pantai Losari mengenai aspek biologi adalah sebagai berikut:
1.        Mengamati aspek biologi, seperti biota-biota yang terdapat di daerah perairan sekitar baik pada pesisir pantai ataupun lingkungan laut. Kemudian mengidentifikasi organisme yang ditemukan.



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Pengamatan Aspek Geologi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, dari aspek geologi wilayah pantai Losari dipengaruhi oleh hidrodinamika pantai/laut yang terdiri dari beberapa unsur, seperti angin, ombak/gelombang, arus bawah laut, arus pasang surut, pasang surut, abrasi, akrasi, dan sedimentasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, dapat diketahui tipe sedimentasi di sekitar pantai Losari relatif tidak stabil, karena pergerakan sedimen di perairan Losari bergerak dari Utara ke Selatan atau dari Selatan ke Utara. Hal ini disebabkan karena adanya pergerakan arus pasang-surut yang didominasi dari arah Utara ke Selatan dan sebaliknya dari Selatan ke Utara. Sumber sedimen yang terdapat di Pantai Losari berasal dari Sungai Jeneberang, pecahan karang, dan saluran pembuangan yang berasal dari gedung-gedung di sekitar Pantai Losari.
B.       Pengamatan Aspek Fisika
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa tipe pasang surut di Pantai Losari bersifat campuran dimana dalam sehari semalam akan terjadi satu kali pasang dan satu kali surut.
Gelombang laut relatif tenang kurang dari 1 meter, namun terdapat juga arus-arus kuat. Tinggi gelombang pada kawasan ini mencapai 50 cm pada pagi hingga siang hari, hal ini diperkirakan ditimbulkan oleh angin yang berhembus.
Arus di suatu perairan terutama disebabkan oleh angin dan pasang surut. Besarnya kontribusi masing-masing factor terhadap kekuatan dan arah arus yang ditimbulkannya tergantung pada tipe perairan (pantai atau laut lepas) dan keadaan geografisnya. Ditinjau dari kondisi geografisnya, arus di perairan dipengaruhi oleh pasang surut dan angin. Akan tetapi dekat pantai dan muara sungai arus pasang surut mendominasi.
C.      Pengamatan Aspek Kimia
1.    pH (keasaman) air laut
pH menunjukkan kadar asam atau basa dalam suatu larutan melalui aktifitasion hidrogen. Nilai pH pada perairan laut cenderung bersifat basa yaitu berkisar antara 7 sampai 9. Sedangkan pH air limbah buangan rumah tangga dan industri bersifat asam karena mengandung asam-asam organik dan asam-asam mineral, sehingga dapat menyebabkan nilai pH menjadi rendah.
Pada pengamatan aspek kimia yaitu pH ini, digunakan alat pengukur pH yaitu pH meter. Berdasarkan hasil pengukuran diperoleh pH air laut adalah 9,6 (basa), dan untuk melakukan perbandingan dengan air mineral maka diukur pula  pH air mineral yaitu sebesar 8,4 (basa).
                
Gambar 2: pH meter                       Gambar 3: Pengukuran pH
Dari data tersebut, diketahui bahwa pH air laut Pantai Losari masih dalam keadaan stabil yaitu belum terlalu mengalami pencemaran dari air limbah industri dan rumah tangga yang ada disekitarnya sehingga air laut ini masih dalam keadaan yang mendukung kehidupan biota laut.
2.      Salinitas (kadar garam) air laut
Salinitas adalah kadar garam terlarut dalam air. Satuan salinitas adalah per mil (‰), yaitu jumlah berat total (gr) material padat seperti NaCl yang terkandung dalam 1000 gram air laut. Salinitas menentukan sifat structural dan fungsional organisme.
Pada pengamatan kali ini, tidak sempat dilakukan pengamatan mengenai kadar garam (salinitas) air laut Pantai Losari. Hal ini disebabkan karena keterbatasan alat yang digunakan untuk mengukur salinitas air laut seperti salinometer san KIT. Oleh karena itu, digunakan informasi dari beberapa sumber referensi mengenai salinitas air laut Pantai Losari. Berdasarkan referensi diperoleh salinitas air laut Pantai Losari yaitu sebesar 25-29 ppt. Dengan kadar salinitas tersebut, dapat mendukung kehidupan organisme, mengontrol pertumbuhan, reproduksi, dan distribusi organisme. Besar kecilnya salinitas yang terjadi sangat menentukan sifat organisme akuatik yang ada terutama plankton yang mempunyai sifat peka terhadap perubahan.
Salinitas suatu perairan dipengaruhi oleh adanya aliran air laut, curah hujan, evaporasi dan pasang surut. Pasang surut sebagai salah satu kekuatan angin yang dapat mempengaruhi salinitas, maka tempat yang pasang surutnya besar, pasang naik akan mendorong air laut lebih dulu ke hulu estuaria sebagai akibatnya pada daerah yang salinitasnya berubah-ubah sesuai dengan keadaan pasang surutnya.
3.      Oksigen Terlarut (Dissolve Oxygen, DO)
Oksigen terlarut adalah banyaknya oksigen yang dikandung di dalam air laut. Konsentrasi oksigen dalam air laut bisa dijadikan sebagai tanda tingkat pengotoran limbah yang ada. Semakin besar konsentrasi oksigen maka semakin kecil tingkat pengotoran.
Pada pengamatan kali ini, tidak pula dilakukan pengukuran oksigen terlarut (DO) akibat keterbatasan alat yang disediakan. Berdasarkan sumber referensi, hasil pengukuran terhadap kandungan oksigen terlarut pada perairan Pantai Losari diperoleh nilai berkisar antara 3,6-5,1 mg/L dengan rata-rata 4,7 mg/L. Hal ini menunjukkan kandungan oksigen terlarut yang masih berada pada nilai yang diharapkan baku mutu air laut.
Nilai rata-rata DO memberikan gambaran bahwa perairan pantai Losari secara umum belum memperlihatkan terjadinya pencemaran bahan organik yang mudah terurai.
D.      Pengamatan Aspek Biologi
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, diperoleh beberapa kelompok organisme laut penting yang hidup di sekitar Pantai Losari, misalnya organisme bergerak bebas di air laut (nekton), organisme menempel (neuston), dan organisme yang hidup melayang dalam air (plankton).
Jenis nekton yang ditemukan adalah nekton pisces seperti ikan kerapu, dan berbagai ikan-ikan kecil yang bergerak bebas di permukaan air laut.
    
Gambar 4: Ikan Kerapu                             Gambar 5: Kepiting Bakau
Klasifikasi Ikan Kerapu                                    Klasifikasi Kepiting Bakau
Kingdom: Animalia                                             Kingdom: Animalia
Ordo: Percomorphi                                              Filum: Atrhropoda
Famili : Serranidae                                               Kelas: Crustaceae
Genus : Ephinephelus                                          Ordo: Decapoda
Spesies : Epinephelus fuscoguttatus                     Famili: Portunidae
Genus: Scylla
Spesies: Scylla sp.
Selain itu, terdapat pula organisme nekton lainnya seperti kepiting. Organisme ini menjadi objek tangkapan selain ikan oleh para nelayan yang berada di pulau-pulau kecil sekitar Pantai Losari.
Di sekitar Pantai Losari ini terdapat Keramba Jaring Angkut (KJA) yang berisi ikan-ikan seperti ikan kerapu. Ikan ini bisa hidup pada perairan pantai Losari karena mampu beradaptasi dengan lingkungan pantai ini (merupakan organisme toleran).


BAB V
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di Pantai Losari, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.         Dari aspek geologi, jenis sedimentasi di Pantai Losari relatif tidak stabil karena pergerakan sedimen di perairan Losari bergerak dari Utara ke Selatan atau dari Selatan ke Utara, dengan sumber sedimen dari Sungai Jeneberang, pecahan karang, dan saluran pembuangan yang berasal dari gedung-gedung di sekitar Pantai Losari.
2.         Dari aspek fisika, tipe pasang surut di perairan Pantai Losari adalah bersifat campuran yaitu dalam sehari semalam akan terjadi satu kali pasang dan satu kali surut dengan tinggi gelombang pada kawasan ini mencapai 50 cm pada pagi hingga siang hari, hal ini diperkirakan ditimbulkan oleh angin yang berhembus.
3.         Dari aspek kimia, berdasarkan hasil pengukuran diperoleh pH air laut Pantai Losari adalah 9,6 (basa) sehingga masih dalam keadaan stabil yaitu belum terlalu mengalami pencemaran dari air limbah industri dan rumah tangga yang ada disekitarnya sehingga air laut ini masih dalam keadaan yang mendukung kehidupan biota laut.
4.         Dari aspek biologi, terdapat beberapa biota laut yang hidup disekitar pantai Losari misalnya dari kelompok nekton (ikan kerapu dan ikan-ikan kecil), kepitig, dan organisme dari kelompok neuston yang sangat berperan dalam ekosistem di perairan Pantai Losari.
B.       Saran
Saran yang dapat diberikan oleh kelompok V untuk kemajuan kedepannya yaitu seperti penyediaan alat-alat yang lebih memfasilitasi berlangsungnya kuliah lapangan yang lebih efektif dan efisien, serta pemilihan tempat untuk kuliah lapangan agar lebih baik lagi kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005. Penuntun Praktikum Oseanografi Kimia. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Bengen, D.G. 2001. Ekosistem dan Sumber Daya Alam Pesisir dan Laut. Pusat Kajian Sumber Daya Alam Pesisir dan Lautan. IPB.Bogor.
Effendie, 2003. Telaah Kualitas Air. Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan Perairan. Kanisius, Yogyakarta.
Huet, H.B.N. 1970. Water Quality Criteria for Fish Life Bioiogical Problem In Water Pollution. PHS. Publ. No. 999-WP-25. 160-167PP. Diambil dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1308133141.pdf Pada 5 April 2011
Nybakken, J. W.1992. Biologi Laut sebagai Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia. Jakarta.
Odum, E.P. 1971. Fundamentals of Ecology. Third edition. W.B. Saunders Company Philadelphia. Toronto Florida.
Romimohtarto dan Sri Juwana. 2001. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Djambatan. Jakarta.
Wardoyo, S.T.H. 1978. Kriteria Kualitas Air Untuk Keperluan Pertanian dan Perikanan. Dalam:Prosiding Seminar Pengendalian Pencemaran Air. (eds Dirjen Pengendalian Dep. PU.), Hal 293-300. Diambil dari http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/1308133141.pdf Pada 5 April 2011


Tidak ada komentar:

Posting Komentar